Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Potong Angkatan, Ketua STIP Serahkan pada Kemenhub

Kompas.com - 06/05/2014, 11:31 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Rudiana, mengatakan, mengenai rencana pemotongan angkatan baru di STIP untuk memangkas kejahatan senior, akan ditentukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan.

"Saya tidak bisa menjawab soal itu. Itu adalah kewenangan dari kepala BPSDM Kemenhub," ujar Rudiana kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2014).

Rudiana mengatakan, apalagi rencana pemotongan angkatan baru di STIP tersebut dikatakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rencana tersebut akan mendapat pembahasan lebih lanjut.

Saat ini, menurut Rudiana, STIP telah mengadakan upaya-upaya pencegahan agar kejadian yang baru saja menimpa STIP tidak terulang lagi. Salah satunya dengan mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa.

"Hal ini tidak hanya jadi tanggung jawab sekolah, tapi juga orangtua murid," ujar Rudiana.

Selain itu, ke depannya, STIP akan melakukan pembinaan kepada para taruna. Rudiana mengatakan, pembinaan akan dilakukan untuk memperkuat moral, mental dan kerohanian. Diharapkan, dengan pembinaan tersebut, para taruna dapat melatih kemampuan menyelesaikan masalah, pengendalian emosi dan merespon positif setiap keadaan yang terjadi. Dengan demikian akan mencegah perilaku kekerasan terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di STIP.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, mengatakan, jika perilaku kekerasan sudah menjadi budaya dalam lingkungan STIP, sebaiknya sekolah tinggi tersebut membuat solusi untuk menghapus budaya kekerasan dengan memotong satu atau dua tahun angkatan baru.

Hal tersebut diungkapkan terkait dengan kasus kekerasan yang menyebabkan kematian Dimas Dikita Handoko (19), seorang taruna STIP, pada Jumat (25/4/2014) lalu. Kasus serupa juga terjadi di lingkungan STIP Marunda beberapa tahun yang lalu. Mendikbud mengkhawatirkan kejadian tersebut merupakan akibat dari perilaku kekerasan yang telah menjadi kebiasaan dan budaya di dalam sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com