"Saya tidak bisa menjawab soal itu. Itu adalah kewenangan dari kepala BPSDM Kemenhub," ujar Rudiana kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2014).
Rudiana mengatakan, apalagi rencana pemotongan angkatan baru di STIP tersebut dikatakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rencana tersebut akan mendapat pembahasan lebih lanjut.
Saat ini, menurut Rudiana, STIP telah mengadakan upaya-upaya pencegahan agar kejadian yang baru saja menimpa STIP tidak terulang lagi. Salah satunya dengan mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa.
"Hal ini tidak hanya jadi tanggung jawab sekolah, tapi juga orangtua murid," ujar Rudiana.
Selain itu, ke depannya, STIP akan melakukan pembinaan kepada para taruna. Rudiana mengatakan, pembinaan akan dilakukan untuk memperkuat moral, mental dan kerohanian. Diharapkan, dengan pembinaan tersebut, para taruna dapat melatih kemampuan menyelesaikan masalah, pengendalian emosi dan merespon positif setiap keadaan yang terjadi. Dengan demikian akan mencegah perilaku kekerasan terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di STIP.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, mengatakan, jika perilaku kekerasan sudah menjadi budaya dalam lingkungan STIP, sebaiknya sekolah tinggi tersebut membuat solusi untuk menghapus budaya kekerasan dengan memotong satu atau dua tahun angkatan baru.
Hal tersebut diungkapkan terkait dengan kasus kekerasan yang menyebabkan kematian Dimas Dikita Handoko (19), seorang taruna STIP, pada Jumat (25/4/2014) lalu. Kasus serupa juga terjadi di lingkungan STIP Marunda beberapa tahun yang lalu. Mendikbud mengkhawatirkan kejadian tersebut merupakan akibat dari perilaku kekerasan yang telah menjadi kebiasaan dan budaya di dalam sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.