Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT ISS Pecat Petugas Kebersihan Tersangka Kejahatan Seksual di JIS

Kompas.com - 08/05/2014, 13:23 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Enam orang pegawai PT Indonesia Servant Service (ISS) resmi ditetapkan sebagai tersangka kejahatan seksual di Jakarta International School (JIS). Akibat perbuatan tersebut, keenam tersangka juga resmi dipecat PT ISS.

"Setelah mereka ditangkap polisi dan statusnya tersangka, kami sudah pecat mereka. Kini mereka tidak memiliki hubungan kontrak kerja dengan kami," kata HRD Manager PT ISS Frea Purwanti kepada Kompas.com di Graha ISS, Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (7/5/2014).

Menurut dia, kebijakan pemecatan tersebut sudah sesuai prosedur perusahaan. Selain itu, para pegawai tersebut juga sudah melanggar kesepakatan dalam kontrak kerja.

"Mereka kerja di sini sudah tanda tangan kesepakatan bahwa tidak berbuat tindakan kriminal selama bekerja. Mereka sudah melanggar, makanya kami pecat," sambungnya.

Frea menambahkan, pihaknya sangat menyesali pegawai mereka terlibat kejahatan seksual di JIS. Mereka juga bersimpati terhadap korban dan keluarganya. "Ada 10 pegawai cleaning service di JIS. Mereka juga sudah memutuskan kerja sama dengan kami sehingga kami sudah tarik pulang pegawai yang tidak terlibat," tambahnya.

Kasus di JIS, lanjut Frea, menjadi evaluasi bagi PT ISS dan pegawai yang lain. PT ISS berencana akan mengadakan tes kesehatan dan meningkatkan pengawasan bagi paea pegawainya. Kasus tersebut juga menjadi peringatan bagi pegawai lainnya untuk bekerja secara profesional dan tidak berbuat tindakan kejahatan lainnya.

Terkait kasus tersebut, PT ISS menyerahkan penanganannya kepada pihak kepolisian. "Kami kooperatif dengan polisi. Kemarin kami sudah serahkan berkas data pegawai yang kerja di JIS kepada mereka," ujarnya lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, enam orang pegawai cleaning service JIS ditangkap polisi karena diduga melakukan kejahatan seksual terhadap murid TK JIS berinisial AK. JIS sudah lebih dari 10 tahun memakai jasa tenaga kebersihan dari perusahaan asal Denmark tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com