Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terganggu Proyek Sodetan Ciliwung di Otista

Kompas.com - 27/05/2014, 18:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga dua RT di Kelurahan Cipinang Cimpedak yang berbatasan langsung dengan proyek pengeboran untuk sodetan Cilwung-BKT mengeluhkan gangguan yang ditimbulkan proyek tersebut.

Warga merasa tidak mendapat sosialisasi ketika pengeboran untuk sodetan itu dimulai, Vivi (37), warga RT 01 RW 05 mengatakan, sejak proyek tersebut dimulai, berbagai gangguan mulai kebisingan sampai kerusakan terjadi pada lantai rumah akibat beroperasinya alat berat.

"Kalau siang itu udah kayak gempa lokal. Itu di depan rumah tanah sampai ke angkat," cerita Vivi, saat ditemui di kediamannya, Selasa (27/5/2014).

Vivi mengatakan, keramik di belakang rumahnya sampai pecah akibat getaran alat berat yang beroperasi tersebut. Selain itu, salah satu pintu bagian depan rumahnya, terpaksa ditutup karena menghadap langsung dengan pengerjaan proyek.

Vivi mengkhawatirkan keselamatan keluarganya dari alat berat yang beroperasi persis di depan rumahnya tersebut. "Saya jadi mikir mengenai keselamatan anak saya gimana. Kita kan punya anak kecil," ujar Vivi.

Yulistya (25), adik Vivi menyayangkan beroperasinya alat berat pada jam istirahat malam. Yulistya terpaksa memprotes para pekerja proyek karena bekerja hingga subuh. Ia menyatakan, seharusnya pengerjaan tidak dilakukan pada malam hari.

Anita (31), warga RT 01 RW 04 lainnya menyatakan, dampak pengerjaan tersebut membuat air tanah untuk keperluan konsumsi tercemar. Kejadian tersebut sempat berlangsung selama lima hari.

"Air kotor saya jadi berubah keruh, cokelat. Masak saya harus kasih minum anak saya. Rumah juga kemasukan debu," ujar Anita.

Warga yang mengeluhkan masalah ini juga menunjukan bukti-bukti berupa foto air yang tercemar tersebut. Keluhan warga sudah disampaikan kepada kontraktor lapangan namun belum mendapatkan solusi.

Mereka berharap, ada penjelasan dari penanggung jawab proyek terkait masalah ini. "Maksudnya kita bisa ada penjelasan. Alat beratnya gimana, ada radiusnya dari rumah warga enggak sih. Saya kan punya anak kecil, gimana kalau roboh," ujar Anita.

Ketua RT 01 RW 04, Sari mengatakan, sosialisasi yang dilakukan bersama pihak keluarahan dua bulan sebelum proyek itu dimulai tidak memberikan gambaran detail mengenai dampak yang terjadi saat ini.

Saat itu, dia hanya mendapat penjelasan bahwa Jalan Otista III ditutup satu arah. Kenyataannya, seluruh jalan tersebut ditutup untuk pengerjaan proyek. "Dan sampai sekarang yang katanya ada sosialisasi kedua dengan lurah, itu tidak pernah ada sampai sekarang," ujar Sari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com