Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 10 Tahun Diduga Cabuli Teman Sebaya di Tugu Selatan Koja

Kompas.com - 07/06/2014, 05:10 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus kejahatan seksual kembali terjadi. Kali ini pelakunya anak berusia di bawah umur, masih berusia 10 tahun. Korban adalah teman sebaya.

Bocah itu, RD, diduga melakukan kejahatan seksual di Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Lima orang bocah sudah mengaku menjadi korban perbuatan RD.

Lima bocah itu adalah F (10), I (7), N (7), E (8), dan D (7). Dua di antara mereka adalah bocah perempuan, yaitu F dan E. Kepada Kompas.com, Jumat (6/6/2014) malam, F mengatakan bahwa pelaku adalah teman sekolah dan sepermainannya. F mengaku bahwa RD pernah melakukan sodomi terhadapnya.

Saat itu, kata F, teman-temannya yang sedang bermain bersamanya hanya bisa diam karena diancam oleh RD akan dipukul menggunakan batu bila menolak pemintaannya tersebut.

Hal senada juga diungkapkan N, korban lainnya. Ia mengatakan, pelaku pernah menggunakan kayu untuk melakukan tindak kekerasan seksual tersebut.

N mengaku bukan hanya sekali diperlakukan seperti itu, meski tak ingat berapa kali tepatnya. Adapun Har (32), orangtua dari N, awalnya tidak pernah curiga dengan sakit yang dialami anaknya.

"Sempet anak saya (N) sakit diare sampai seminggu dan mengeluhkan sakit di bagian duburnya," kata Har. Anaknya tersebut juga pernah demam panas dingin dan mengigau, "Sakit, sakit. "Namun, anaknya itu tak pernah bercerita tentang apa yang dialaminya.

Ketahuan

Ri (40), orangtua F, menuturkan, terbongkarnya perbuatan RD ini karena menantunya mendengar celotehan anak-anak tentang kelakuan RD, Sabtu (31/5/2014). Mendengar pembicaraan tersebut, menantu Ri langsung memanggil F dan menanyakan hal tersebut kepada F.

"Awalnya pas ditanya, F langsung menangis, akhirnya saat ditanyakan ke anak lainnya, langsung ketahuan kelakuannya si RD," ucap Ri. Menurut Ri, menantunya juga langsung bertanya ke RD soal perbuatannya kepada teman-temannya.

"Waktu itu RD lagi main layangan, pas dipanggil sempat tidak mau," ujar Ri. Warga akhirnya mendatangi rumah RD untuk meminta penjelasan dari orangtua RD.

Jawaban orangtua RD justru mengejutkan. "Orangtuanya justru jawabnya enteng banget, namanya juga anak-anak. Lagi pula yang melakukan anak-anak jadinya enggak masalah, kecuali orang yang sudah dewasa," ucap Rini menirukan kalimat orangtua RD.

Tidak puas dengan tanggapan orangtua RD, para orangtua korban langsung melaporkan perbuatan RD ke RT dan RW setempat pada Selasa (2/6/2014). Namun, pihak RT dan RW tidak juga memberikan tanggapan serius soal laporan itu.

"Akhirnya, kami para orangtua melaporkan perbuatan RD ke Polres Metro Jakarta Utara pada Rabu (3/6/2014). Waktu di kantor polisi si RD baru mengakui perbuatannya," tutur Rini.

Sementara itu, Rika Sutiyo, perwakilan dari Lembaga Perlindungan Anak Kota Jakarta Utara, mengatakan, karena pelaku yang masih berusia 10 tahun, kasus dugaan kejahatan seksual ini dilimpahkan Polres kepada pihak LPA.

"Karena korban dan pelaku masih butuh perlindungan sehingga dilakukan mediasi secara kekeluargaan antara pihak keluarga korban dan keluarga pelaku," ujar Rika. Dia menyebutkan dua mediasi sudah dilakukan.

Dalam mediasi tersebut, pihak keluarga korban meminta agar pelaku dan keluarganya segera pindah dari permukiman padat tersebut. "Kemudian minta supaya pelaku direhabilitasi, lalu para korban mendapatkan pengobatan dan bila memang terjadi suatu penyakit yang diderita korban karena ulah pelaku, keluarga pelaku harus bisa menanggung biaya pengobatan," tutur Rika.

Pada Sabtu (7/6/2014), para korban akan menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Nantinya, kata Rika, bila memang benar terbukti dan polisi butuh visum, para korban akan menjalani proses visum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com