Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Butuh Kursi Roda, Segera Lapor ke Saya

Kompas.com - 18/06/2014, 15:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama meminta agar para warga lanjut usia (lansia) di seluruh Jakarta untuk segera melapor ke lurah atau camat di wilayahnya apabila membutuhkan kursi roda, tongkat, dan kaki palsu. Kalaupun permintaannya tidak direspons, para warga lansia disarankan untuk memintanya secara langsung yang disampaikan melalui surat.

Nantinya, kata dia, laporan warga lansia itu akan langsung disurvei terlebih dahulu. Bila benar, kebutuhan tersebut akan diberikan. Menurut dia, hal tersebut merupakan komitmen Pemprov DKI untuk memberikan perhatian lebih kepada warga lansia.

"Kasihan sekali kalau lansia mendapatkan bantuan hanya pada HUT Lansia saja. Makanya, saya ingin setiap saat kalau ada yang tidak mampu beli kursi roda, kaki palsu, atau tongkat, langsung laporkan. Kalau tidak laporkan ke saya, tulis surat. Kalau tidak ada anggaran, nanti pakai anggaran dari saya," katanya dalam acara Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (18/6/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok ini menjelaskan, Pemprov DKI tengah berupaya menjadikan lurah dan camat menjadi manajer di wilayahnya. Nantinya, kata Ahok, para lurah dan camat harus paham dan memperhatikan kebutuhan warga, mulai dari kelahiran hingga kematian.

"Kalau ada lurah dan camat tidak peduli lingkungannya, gimana kalau kita pecat saja? Lebih baik kita gaji orang yang lebih peduli," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Dalam acara tersebut, Ahok menyerahkan bantuan kepada warga lansia berupa kursi roda, kaki palsu, tongkat, serta memberikan bantuan alat kemandirian lansia sebesar Rp 8,45 miliar untuk 4.250 warga lansia. Diberikan pula bantuan uang sebesar Rp 1,1 miliar kepada 900 orang lansia potensial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com