"Jadi kami mau mengalihkan park and ride di tengah kota. Dunia mana pun tidak akan berani membangun di tengah kota," kata Basuki, dalam pemaparannya di acara pemenang lomba sayembara penataan kawasan Pasar Baru, di Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2014).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, negara di luar lebih memilih membangun fasilitas park and ride di pinggiran kota. Hal ini karena infrastruktur transportasi di negara-negara luar telah dibangun terlebih dulu. Sehingga, masyarakatnya lebih memilih meninggalkan kendaraan di pinggir kota untuk menggunakan angkutan publik seperti kereta untuk menuju kota.
"Tapi Jakarta beda, Jakarta itu kampung besar dulu baru infrastruktur. Dan orang Jakarta demen bawa mobil atau motor, sampai kena macet dulu baru mereka mau turun," ujar Basuki.
Untuk mendukung konsep atau gagasan ini, dia berencana mengubah koefisien lantai bangunan (KLB) di ibu kota sama seperti di negara Singapura. Caranya, yakni dengan cara menaikan KLB di Jakarta. Selain itu, dengan fasilitas park and ride ini Pemprov DKI juga dapat memperoleh pemasukan dari sarana parkir melalui bagi untung dengan bekerja sama dengan pengelola gedung.
"Jadi kalau Singapura KLB nya 14, kenapa kita KLB-nya 11. Kami pun mau KLB-nya 14, tetapi dengan syarat anda harus kasih kami berapa meter persegi dari yang ada, anda dapat bonus KLB itu," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.