Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Diminta Usut Dugaan Penggelembungan Suara Prabowo di Tangerang

Kompas.com - 14/07/2014, 13:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara pasangan Joko "Jokowi" Widodo-Jusuf Kalla, Ferry Mursydan Baldan, meminta kepolisian untuk mengusut tuntas dugaan penggelembungan suara pemilu presiden di Kelapa Dua, Tangerang, Banten. Menurut dia, kasus serupa tidak boleh disepelekan.

"Harusnya, pihak yang bertanggung jawab itu nonaktif dulu, lalu diperiksa polisi, atau polisi yang turun langsung mengusutnya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/7/2014) siang.

"Bagaimana bisa suara untuk kubu sebelah yang tadinya 014 tiba-tiba berubah menjadi 814 disebut kesalahan teknis. Kasus itu sangat memprihatinkan," ujar Ferry lagi.

Pengusutan secara tuntas atas kasus tersebut, lanjut Ferry, penting untuk menciptakan situasi pemilu presiden yang jujur dan adil. Kasus itu pun bisa membuat shock therapy bagi oknum penyelenggara pemilu lainnya yang terlibat kecurangan.

Ferry mengaku tak terkejut atas temuan dugaan manipulasi suara itu. Praktik itu, kata Ferry, telah ditengarai sejak pelaksanaan pemilihan kursi legislatif pada 9 April 2014 yang lalu. Atas dasar itulah, kubunya selalu menegaskan pendukung untuk mengawal suara dari tingkatan terendah hingga tingkat pusat.

"Berkaca pileg kan begitu juga. Mudah saja itu penyelenggara pemilu tanpa dikenakan sanksi bilang, 'Oh maaf, salah masukin data'. Tidak bisa lagi itu, harus ditindak sekarang," ujar dia.

Kejanggalan penghitungan suara berjenjang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 47 Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang, Banten. Dalam catatan KPPS, pasangan nomor urut satu memperoleh 14 suara dan ditulis 014 pada formulir C-1. Tiba-tiba, angka itu berubah menjadi 814 ketika diumumkan dalam situs resmi KPU.

"Sulit untuk dapat diterima akal sehat karena tinggal pemindaian (scan) kok angkanya bisa berubah. Yang paling masuk akal adalah ada upaya mengubah hasil perolehan suara dengan menambah sedikit lekukan di atas angka 0 sehingga berubah menjadi angka 8.

Namun, hal itu tidak disadari oleh yang melakukan. Angka 0 menjadi angka 8 akan mengubah seluruh potret DPT yang existing, kuota DPT yang diperbolehkan untuk satu TPS, dan hasil akhir," ujar Ananta Wahana, anggota DPRD Banten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com