Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Data BPJS Kesehatan Harus Sesuai Data E-KTP

Kompas.com - 18/07/2014, 17:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi menegaskan, data yang digunakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan harus mengacu pada data kependudukan yang terekam dalam e-KTP. Hal itu dia disampaikan menanggapi banyaknya masalah yang muncul dalam pendaftaran BPJS Kesehatan.

“Ya harus mengacu itu (e-KTP), semua,” katanya ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/7/2014).

Tidak hanya nomor induk kependudukan (NIK), menurut Gamawan, data BPJS Kesehatan juga harus mengacu pada sidik jari dan iris mata sebagaimana yang telah terekam dalam e-KTP. Pasalnya, kata dia, NIK masih mungkin disalahgunakan.

“Di e-KTP itu ada sidik jari, ada iris mata. Itulah yang mengamankan,” imbuhnya.

Gamawan memastikan, data instansi mana pun yang tidak sesuai dengan rekam data e-KTP menunjukkan bahwa ia tidak menggunakan data resmi kependudukan. Pasalnya, saat ini dia mengklaim Kemendagri telah mengintegrasikan e-KTP dengan 30 lembaga/instansi. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Pendataan BPJS Bermasalah

Sebelumnya, salah pendataan BPJS Kesehatan dialami oleh Murniasih (36), warga Warakas V, Jakarta Utara. Bulan lalu, di salah satu rumah sakit swasta ternama di Jakarta Utara itu, ia terpaksa bolak-balik ke kantor BRI cabang Sunter guna mengurus pendaftaran BPJS Kesehatan.

Semua persyaratan sudah dilengkapi, seperti fotokopi e-KTP, KK, akta nikah, serta satu lembar foto 3 x 4. Namun, Murni belum bisa mendapatkan kartu BPJS Kesehatan lantaran data yang muncul di kantor BRI berbeda dari NIK miliknya.

“Saya bingung, pas diketik di komputer sana, NIK-nya NIK saya. Tapi yang muncul nama Titin Suprihatin. Padahal NIK-nya itu yang ada di e-KTP saya,” kata Murni kepada Kompas.com, Jumat (20/6/2014).

Kepada Kompas.com, ibu satu orang anak itu menunjukkan surat biodata dari Kelurahan Warakas, kartu keluarga, dan e-KTP. Saat di kantor BRI, petugas yang melayani Murni mengaku belum pernah menemukan kasus seperti ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com