Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tati Soemirah, Pahlawan Bulu Tangkis yang Menyambung Hidup dengan Jadi Kasir Apotek

Kompas.com - 25/07/2014, 23:12 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah khas tempo dulu, sederhana, tak tampak nuansa mewah. Rumah sempit mantan atlet bulu tangkis berprestasi era 1960-1980-an ini berada di RT 10/RW 08, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur.

Mungkin banyak yang tak menyangka bahwa orang yang menghuni rumah ini adalah seorang pahlawan yang pernah mengharumkan nama besar negaranya melalui prestasi-prestasinya dalam cabang olahraga bulu tangkis.

Dia adalah Tati Soemirah. Tati menjadi pemain penentu kemenangan pada pertandingan Uber Cup tahun 1975 dan mengantarkan Indonesia untuk kali pertama menjuarai piala bergengsi itu.

Sayang, Tati merupakan salah satu mantan atlet yang nasibnya terabaikan pemerintah. Meskipun ia telah membela negara dengan prestasi bulu tangkis selama 24 tahun, Tati sampai saat ini masih merasakan hidup yang sangat pas-pasan.

Perempuan yang masih melajang ini sempat melatih bulu tangkis di Pekayon, Bekasi, sampai akhirnya ia diangkat sebagai pegawai oleh Rudy Hartono di salah satu perusahaan minyak pelumas. Di perusahaan minyak pelumas itu, Tati bekerja di bagian umum.

Sebelum bekerja di perusahaan minyak atau pasca-gantung raket pada 1982, finalis kejuaraan dunia tahun 1974 ini pernah bekerja sebagai kasir di salah satu apotek di Jakarta karena pemiliknya adalah salah satu penggemar Tati.

Namun, pada 2005 lalu, dia mengundurkan diri dari apotek tersebut. Untuk menyambung hidup, Tati membuka rental Playstation (PS) di rumahnya.

Kehidupan yang semakin sulit membuatnya terpaksa harus menjual Vespa yang pernah ia beli dari hasil bermain bulu tangkis.

Akan tetapi, empat bulan setelah Tati keluar dari apotek, ia cukup beruntung karena mendapat bantuan sepeda motor baru dari Komunitas Bulu Tangkis Indonesia (KBI).

"Sejak saya gantung raket, tidak ada perhatian dari pihak intansi terkait terhadap nasib saya sebagai mantan atlet. Perhatian baru diberikan Kementerian Pemuda dan Olah Raga pada waktu menterinya Adhyaksa Dault," kata Tati saat menerima paket Lebaran dan santunan uang dari Aksi Cepat Tanggap, di rumahnya, Jumat (25/7/2014).

Ia tak mengira, masih ada yang mau peduli kepadanya. "Alhamdulillah, saya bersyukur masih ada yang peduli dengan nasib saya, terima kasih ya," ujar mantan langganan juara bulu tangkis dalam ajang PON ini.

Menurut dia, perhatian pemerintah terhadap mantan atlet yang berprestasi itu bisa diwujudkan dengan pemberian uang pensiun setiap bulan sehingga, pasca-gantung raket, mantan atlet setidaknya tidak mengalami kesulitan ekonomi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com