Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Menumpuk di Ciledug

Kompas.com - 29/07/2014, 16:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari kedua Lebaran sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto menuju perempatan Ciledug dipenuhi sampah rumah tangga.

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, Selasa (29/7/2014), sampah-sampah itu memenuhi trotoar-trotoar jalan menuju Ciledug. Sampah tersebut mulai bertumpuk sejak di depan Ramayana Ciledug tak jauh dari Auto 2000 Toyota. Tumpukan sampah itu tersusun rapi, tidak ada yang turun ke jalan.

Sejak Ramayana Mal sampai Pasar Ciledug setidaknya banyak tumpukan sampah berjajar. Jarak antara satu titik dengan titik lainnya kira-kira 10 meter. Akibatnya bau tak sedap pun menyebar.

Sampah-sampah itu diperkirakan sisa hidangan lebaran kemarin karena tampak kulit-kulit ketupat dan bungkusan makanan khas hari raya lainnya ada di tempat pembuangan sampah liar itu.

Selain itu, ada tempat pembuangan sampah (TPS) liar di dekat Yayasan Budi Mulia yang dibakar oleh warga sekitar. Padahal kondisinya di pinggir jalan. Lebih parah tumpukan sampah yang ditaruh di trotoar dekat Polsek Ciledug hingga CBD Ciledug.

Yanto (52), pemulung di TPS liar depan Ramayana Mall, mengatakan, ada dua TPS di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto. Namun saat Lebaran ini, banyak warga yang membuang sampah di jalan itu.

"Mereka terpaksa buang di jalan mungkin karena banyak petugas sampah keliling di wilayahnya yang mudik ataupun masih berlebaran," ucap pria yang tinggal di TPS liar itu bersama istrinya.

Yanto menambahkan, para petugas yang biasa mengangkut pagi dan sore, saat lebaran ini hanya sore hari. "Petugasnya terbatas Mas. Barusan saya telepon katanya cuma ada sopirnya saja. Sementara petugas yang ngangkutin tak ada," ujar pria asal Demak itu.

Tumpukan sampah juga terlihat di Jalan Ciledug Raya dari arah Kebayoran Lama menuju Ciledug. Setidaknya tumpukan sampah sampai mengambil alih jalan raya kurang lebih 50 cm. Tumpukan sampah ini berada sekira 5 meter dari Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak (RSBIA) Kartini, Jakarta Selatan.

Menurut Atep (32) pemulung yang kerap mengambil sampah di TPS liar itu, beberapa warga dari wilayah lain juga membuang di situ.

"Yang buang di sini warga dari mana saja, Mas, dari Cidodol, Peninggaran, Ulujami. Ya enggak heran sih kalau jadi ke jalan gini," kata pria asli Cianjur yang tak mudik pada lebaran kali ini.

Atep menjelaskan, semalam truk sampah sudah mengangkutnya, tetapi pada pagi hari sampai siang, sampah kembali penuh lagi.

"Kayaknya kebanyakan sampah sisa lebaran kemarin mas, tuh liat saja ada ketupat yang basi, ada juga sayurnya yang diplastikin. Sampah lebaran kemarin kan," ungkap pria yang sudah 6 tahun tinggal di dekat komplek Shangrila Indah Dua itu kepada Warta Kota, Selasa (29/7/2014). (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com