"Saya yang gantiin baju, bikinin teh manis Aca. Saya sama Tommy juga yang gendong Aca gantian," kata Harun menirukan ucapan putranya, Selasa (12/8/2014) malam.
"Awalnya, saya tak langsung percaya, tapi pas lihat foto ini, saya yakin anak saya jujur. Kalo lihat dari foto ini, mungkin enggak anak saya pelakunya?" kata Harun sambil memperlihatkan foto TM dan KR sedang menggendong Aca.
Foto tersebut diambil oleh tim dokumentasi kegiatan Sabhawana. Dalam foto tersebut, tampak TM menggendong Aca di punggungnya, sedangkan KR melindungi Aca dari belakang. Oleh karena itu, Harun menilai kelima terdakwa tersebut adalah korban dari sistem kegiatan sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan.
"Itu acara sekolah, dalam rangka mendapat nilai. Semakin aktif akan semakin bagus nilai ekskulnya. Tapi kenapa sekolah, pembina ekskul, alumni tidak kena?" kata Harun.
KR merupakan ketua pelaksana dari kegiatan Berganda Sabhawana di Tangkuban Parahu, Juni lalu. Sementara itu, empat orang terdakwa lain, ada yang berperan sebagai tim logistik dan operasional.
Dua siswa SMAN 3, Arfiand Caesar Al Irhami (16) dan Padian Prawiro Dirya (16), meninggal setelah mengikuti kegiatan pencinta alam Sabhawana di Tangkubanparahu, Jawa Barat. Arfiand meninggal pada 20 Juni 2014, sedangkan Padian meninggal pada 3 Juli 2014.
Keduanya diduga meninggal akibat dianiaya oleh senior saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler itu. Di tubuh Arfiand ditemukan banyak luka lebam. Polisi telah menetapkan lima siswa kelas XI, yakni DW, AM, KR, TM, dan PU, sebagai tersangka. Kini, mereka ditahan di Rutan Salemba dan Pondok Bambu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.