BEKASI, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas (SMA) 13 di Bekasi membuka ekstrakuliker baru bernama "Klinik Pancasila". Ekstrakuliker ini dibuat terkait maraknya paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi Indonesia, Pancasila, termasuk Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
"Indonesia sebagai negara yang sangat rentan dipengaruhi oleh paham ISIS, harus ada imunitas untuk menjaga ideologi bangsa kita," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Brigjen Pol Boy Rafli Amar di SMA Negeri 13 Bekasi, Kamis (14/8/2014).
Boy mengatakan, pelajar harus dibentengi oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, mereka tidak mudah terpengaruh terhadap paham yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila. Menurut Boy, keberadaan "Klinik Pancasila" di sekolah ini merupakan salah satu solusi penguatan nilai Pancasila di kalangan pelajar.
Untuk praktiknya, ekstrakulikuler ini lebih mengedepankan sistem diskusi. Siswa diminta untuk berdiskusi dengan guru untuk membicarakan contoh kasus yang ada di kehidupan sehari-hari. Kemudian, dicari pemecahan masalahnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
"Jadi Pancasila bukan hanya sebagai teori saja. Tapi juga diimplementasikan di kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.