Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Paspor Susah? Siapa Bilang...

Kompas.com - 15/08/2014, 08:42 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Penggantian sistem 'one day service' menjadi 'one-stop service' yang berlaku sejak 27 Januari 2014 di Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Pusat memberikan pelayanan penerbitan baru dalam paspor RI. Sistem yang mengedepankan online tersebut dianggap mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tanpa harus direpotkan mengurus pembuatan atau perpanjangan paspor.

"Bikin paspor sekarang tidak sesusah dulu. Misalnya ada yang bilang susah, coba bilang ke pengaduan apanya yang susah. Sekarang sudah dipermudah, loh," kata Kepala Sub Seksi Informasi Kanim Kelas 1 Jakarta Pusat, Yusriansyah, saat ditemui di kantornya, Kamis (14/8/2014).

Yusriansyah menuturkan, penggantian pelayanan tersebut berdasarkan Kebijakan Direktorat Jenderal Imigrasi tentang peningkatan pelayanan publik yang membuat Sistem Pelayanan Penerbitan Paspor Terpadu (SPPT) atau Sistem One-Stop Service (OSS). Sistem ini, katanya, bertujuan meningkatkan kecepatan layanan pembuatan paspor untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, sistem baru ini guna memotong birokrasi dalam pelayanan penerbitan paspor RI, sehingga dapat mempersingkat dan mempercepat pelayanan penerbitan paspor RI.

"Di Kanim Jakpus, kalau mau bikin paspor bisa dengan dua cara, ada walk in dan online," ucapnya. Dalam sistem walk in, warga akan mengambil nomor antrean dan menunggu pemanggilan untuk wawancara sampai foto. Pembukaan nomor antrean ini mulai pukul 06.30 WIB, namun warga sudah mulai mengantre sejak pukul 05.00 WIB.

Ia juga mengatakan, sebanyak 280 nomor antrean yang dilayani setiap harinya telah habis sekitar pukul 07.30 WIB. Menurut dia, walk in ini jelas membuang waktu warga. Selain mengantre di tempat, warga juga harus mengisi formulir dan berkas lain di kanim. Sedangkan pada sistem online, warga cukup masuk ke jakartapusat.imigrasi.go.id mengisi data yang diminta.

Lalu, apabila telah terdaftar sebelumnya, data pribadi akan dibaca oleh sistem. Kemudian, warga akan menerima surat pengantar untuk membayar di bank. Setelah bayar di bank yang bekerjasama, Bank Negara Indonesia (BNI), dapat diketahui langsung pembayaran yang masuk ke sistem kanim dan akan mendapat email notifikasi.

Link yang ada dalam notifikasi itu diklik dan warga dapat memilih hari untuk mendatangi kanim Jakpus dengan membawa serta syarat yang diminta. Nantinya, warga dapat langsung melakukan wawancara dan foto pada hari yang sama.

"Dulu datang bawa berkas (persyaratan) terus taruh dan pulang. Besoknya, balik lagi buat foto, besoknya buat proses lanjutannya. Kasihan susah yang dulu. Isi data pindah-pindah terus scan," tuturnya.

Ia menjelaskan, dalam pembuatan dan perpanjangan paspor memiliki perbedaan. Jika warga akan memperpanjang paspor, dapat sehari jadi. Sedangkan pembuatan paspor prosesnya sekali, namun untuk mendapatkan paspor menunggu tiga hari di jam kerja dari jarak pembuatannya.

"Bedanya tidak sehari jadi. Kalau perpanjang memang sehari jadi tapi kalau buat baru tidak bisa sekali jadi tapi itu sekali proses," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan, setiap kantor imigrasi memiliki kuota, termasuk Jakarta Pusat. Jakarta Pusat memiliki kuota online 100 orang per hari. Jadi, instansinya hanya melayani 100 orang masyarakat yang berurusan dengan paspor tersebut.

"Intinya, pilih online saja. Tidak perlu antrean. Enaknya online tidak perlu antre. Kalau online datang jam 8 juga langsung dapat jatah tanpa harus antre lama. Banyak layanan SMS menanyakan hal pembuatan paspor saya jawab via online saja," tuturnya.

Sementara itu, bagi warga yang ingin menanyakan seputar pelayanan atau pengaduan terkait paspor di Kanim Jakarta Pusat dapat melalui layanan sms di nomor 085710393977. Subsie informasi juga terus meng-update hal-hal baru yang berguna untuk masyarakat melalui website resminya atau media sosial twitter.

Perlahan, sistem one-stop service atau pelayanan paspor terpadu akan berlaku di seluruh wilayah. Namun, baru ada beberapa kanim percobaan, antara lain Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Bandara Soekarno-Hatta, Surabaya, Bandung, Medan, Denpasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com