Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Revitalisasi Kota Tua Jakarta: Pemprov Ajak Semua Pihak Bekerjasama

Kompas.com - 31/08/2014, 01:52 WIB
advertorial

Penulis

Revitalisasi mencakup pembenahan infrastruktur fisik/non-fisik, rekonstruksi bangunan, serta penghijauan di area Kota Tua Jakarta. 

 

Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan peninggalan bersejarah bagi perjalanan bangsa sekaligus bagian penting dari wilayah ibukota. Selain sebagai pusat pemerintahan/administratif di masa kolonial Hindia Belanda, di abad ke-16 kawasan Kota Tua Jakarta juga sempat terkenal sebagai pusat perdagangan Asia karena lokasinya yang strategis.

Kini, berbagai muatan nilai sejarah yang kental tersebut membuat Kota Tua Jakarta menjadi salah satu magnet tujuan pariwisata di Jakarta. Hampir setiap hari libur maupun akhir pekan, kawasan tersebut dipadati wisatawan yang datang silih berganti dari pagi hingga malam hari. Selain untuk menikmati nuansa “jadul” yang kental, kebanyakan wisatawan juga datang untuk mengunjungi berbagai museum yang banyak terdapat di kawasan ini.

-

 

Komitmen Revitalisasi                                                       

Melihat potensi tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin serius dalam mengelola kawasan yang terkenal dengan berbagai bangunan bergaya kolonialnya ini. Komitmen tersebut, antara lain terwujud dalam kebijakan revitalisasi Kota Tua yang prosesnya telah dimulai sejak Maret lalu. Revitalisasi yang dilakukan pada kawasan dengan total luas 284 hektare tersebut antara lain mencakup rekonstruksi bangunan, pembenahan infrastruktur fisik dan non-fisik, serta penghijauan.

Dalam pencanangan revitalisasi yang bertepatan dengan penyelenggaraan Festival Fiesta Fatahillah 13 Maret silam, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan, kawasan Kota Tua di Jakarta memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dibandingkan kawasan serupa di negara lain. “Hari ini menjadi awal dimulainya revitalisasi Kota Tua sehingga di masa mendatang kawasan ini menjadi pusat pariwisata ternama di dunia,” ungkapnya kala itu.  

Gubernur yang akrab disapa Jokowi ini juga mengatakan jika proses revitalisasi di kawasan seluas 284 meter persegi tersebut jauh akan lebih mudah jika semua pihak yang memiliki lahan di kawasan Kota Tua mau bergandengan tangan dan bekerja sama. Seperti diketahui, gedung-gedung di Kota Tua Jakarta ada yang milik BUMN dan swasta.  “Perorangan, swasta, BUMN, dan Pemprov DKI Jakarta yang memiliki lahan di kawasan Kota Tua agar bekerja sama untuk menata kembali baik rekonstruksi, restorasi, infrastruktur, dan penghijauan di kawasan Kota Tua,” katanya. Terkait hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Juni lalu menambahkan, dirinya telah mengimbau para pihak pemilik gedung untuk mau bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. “Supaya awal tahun 2015, bisa langsung dikerjakan,” imbuhnya.

 

Proses Bertahap

Proses revitalisasi kawasan Kota Tua Jakarta dilakukan secara bertahap. Tahapan pertama dimulai dengan konservasi gedung PT Pos. Di masa mendatang, gedung ini rencananya akan dijadikan sebagai museum kontemporer dan pusat informasi. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, sejauh ini berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terdapat 85 gedung tua di kawasan Kota Tua Jakarta. Pendekatan konservasi, lanjut Arie, akan dilakukan terhadap gedung-gedung yang kurang terawat dengan baik. "Secara bertahap ke-85 gedung itu yang akan jadi sasaran dari rencana konservasinya," katanya.

Selain para pemilik gedung, Pemprov DKI Jakarta juga mengajak masyarakat untuk turut andil dalam mensukseskan upaya revitalisasi kawasan Kota Tua Jakarta, diantaranya para wisatawan dan pedagang kaki lima. Para wisatawan yang datang diminta menjaga kebersihan saat berwisata, sementara bagi pedagang kaki lima, akan dilakukan pembinaan dan penataan yang dikoordinasi oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta. Mari bersama wujudkan kawasan wisata Kota Tua Jakarta yang nyaman bagi kita!(adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com