Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembersihan Kampung Apung Terhambat Anggaran

Kompas.com - 04/09/2014, 19:40 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembersihan Kampung Teko atau yang juga disebut Kampung Apung telah terhenti sementara sejak akhir Juli 2014. Hal tersebut menyebabkan kawasan yang sudah dibersihkan kini kembali dipenuhi tanaman eceng gondok dan sampah.

"Udah stop karena enggak ada anggarannya. Begitu yang saya dengar dari Pak Lurah dan Pak Camat," tutur Ketua RW 01 Kampung Apung, Rinan, kepada Kompas.com, Kamis (4/9/2014) sore.

Rinan menambahkan, anggaran yang digunakan saat dimulainya pembersihan awal oleh pemerintah kota administrasi Jakarta Barat diambil dari kas cadangan Wali Kota (Jakarta Barat). Kini dia dan segenap warga Kampung Apung harus menunggu hingga anggaran turun.

Saat pekerjaan terhenti, informasi pertama disampaikan oleh Lurah Kapuk Risan HM dan Camat Cengkareng Ali Maulana kepada Rinan selaku perwakilan warga Kampung Apung. Ketika Rinan meneruskan hal tersebut kepada warga, banyak yang mempertanyakan kejelasan proses pembersihan ini.

"Kapan dikerjain lagi? Banyak yang tanya gitu sama saya. Ya saya jelasin apa yang dikasih tahu ke saya," tutur dia.

Meski belum diketahui kapan anggaran tersebut akan turun, Lurah Kapuk dan Camat Cengkareng memasatikan bahwa pembersihan akan selesai dalam tahun ini, maksimal bulan Oktober.

Pada 26 Maret 2014 lalu, Wali Kota Jakarta Barat memulai apel gabungan kerja bakti di Kampung Apung. Gabungan kerja bakti tersebut diikuti personel dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat, Suku Dinas Kebersihan, Satpol PP Jakarta Barat, Polsek Cengkareng, dan TNI.

Tujuan apel gabungan tersebut adalah untuk mengeringkan kawasan Kampung Apung, terutama di tempat makam yang terendam, merelokasi makam ke tempat pemakaman umum (TPU) Tegal Alur, dan membangun empang yang berfungsi sebagai tempat penampungan air.

Terkait relokasi makam, Rinan menjelaskan bahwa sudah memantau tempat yang akan digunakan untuk memindahkan 3.810 makam yang terendam di Kampung Apung. Menurut dia, lahan yang telah disediakan di Tegal Alur lebih luas dibanding di Kampung Apung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com