Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penganiayaan Bayi, Polisi Akan Panggil Saksi Ahli

Kompas.com - 12/09/2014, 20:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan pihaknya akan memanggil saksi ahli dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan psikolog untuk menilai psikologis pengasuh bayi (baby sitter) yang diduga penganiaya bayi di Yayasan Baby Day Care.

"Minggu depan kita akan memintai keterangan saksi ahli KPAI dan psikolog universitas untuk mempertimbangkan layak atau tidaknya perbuatan baby sitter tersebut digolongkan sebagai tindakan kriminal," kata Rikwanto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Rikwanto menambahkan, meski masih meminta pendapat ahli, rekaman CCTV menunjukkan bahwa sang pengasuh bayi itu melakukan hal yang tidak pantas kepada korban yang baru berumur 14 bulan.

"Jika kita melihat langsung rekaman itu, perbuatan baby sitter bisa masuk ke dalam kategori penganiayaan. Tapi sekali lagi, kita masih menunggu keterangan ahli dan hasil visum," lanjut dia.

Saat ini, belum ada yang dijadikan tersangka dalam kasus ini, termasuk pengasuh bayi yang ada di dalam rekaman CCTV.

Sebelumnya, kasus penganiayaan di Yayasan Baby Day Care, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, ini terkuak pada Jumat (29/8). LS, ibu seorang bayi berumur 14 bulan, menemukan memar pada pipi anaknya dan melaporkan hal tersebut ke Polres Metro Jakarta Pusat. [Baca: Bayinya Memar saat di Penitipan Anak, Ibu Lapor Polisi]

Pencarian tersangka dalam kasus ini mulai menemui titik terang setelah pada Senin (8/9/2014), pihak kepolisian memeriksa tiga orang saksi dari yayasan penitipan anak tersebut. [Baca: Polisi Periksa "Baby Sitter" Tempat Penitipan Anak]

Tiga orang saksi yang diperiksa yaitu seorang petugas kebersihan dan dua pengasuh bayi. Hasil pemeriksaan saksi dan rekaman CCTV, polisi menduga saksi DN, baby sitter tersebut, melakukan penganiayaan.

Menurut Rikwanto, penganiayaan anak ini melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com