Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Ade Sara: Jika Tidak Niat Membunuh, Seharusnya Anak Saya Dilepas

Kompas.com - 16/09/2014, 11:29 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Suroto, ayah korban pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, heran dengan ucapan kuasa hukum terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani. Pengacara tetap meyakini bahwa pembunuhan Ade Sara adalah ketidaksengajaan.

Suroto pun teringat ketika terakhir kali bertemu dengan orangtua Hafitd dan Assyifa. Saat itu, kuasa hukum Assyifa, Syafrie Noer, terus mengatakan bahwa pembunuhan itu tidak sengaja.

"Waktu itu yang banyak bicara lawyer mereka yang akhirnya saya minta dihentikan omongannya. Karena sangat menyakitkan buat kami dan pembicaraan jadi mengarah ke ranah hukum," ujar Suroto, kepada Kompas.com, Selasa (16/9/2014).

Suroto mengatakan, ketika itu, Syafri Noer terus-terusan mengatakan bahwa Assyifa tidak memiliki niat sedikitpun untuk membunuh. "Kalau tidak ada niat seharusnya pada saat anak saya mulai tak berdaya karena penyiksaan yang sangat panjang, mereka lepaskan," ujar Suroto.

Menurut dia, Hafitd dan Assyifa pasti paham. Penyiksaan yang berkelanjutan akan menyebabkan kematian. Ucapan Syafrie Noer yang mengatakan bahwa tidak ada niat membunuh membuatnya sakit hati.

Suroto mengatakan, ucapan pengacara itu adalah hal yang tidak mungkin. Dia juga merasa bingung dengan nota keberatan yang disampaikan kedua pengacara. Suroto melihat, upaya untuk meringankan hukuman yang dilakukan oleh kedua pengacara demi terdakwa semakin terlihat aneh. Dia sebagai orang awam dapat melihat hal itu.

"Kronologi yang panjang dipotong menjadi pendek sehingga artinya menjadi beda," ujar Suroto.

Mengawal semua perjalanan sidang kasus ini, Suroto tetap meyakini satu hal. Pembunuhan anaknya dilakukan dengan rencana, walaupun kedua tim penasihat hukum terdakwa bersikeras menyangkal hal tersebut.

Kedua tim penasihat hukum sedang berupaya keras menghapus Pasal 340 sebagai dakwaan primer Hafitd dan Assyifa. Suroto dan Elisabeth mengaku selalu berdoa agar hakim akan tetap menjatuhkan Pasal 340 sebagai dakwaan primer mereka.

"Ya, jelas saja kalo disumpal, dicekik, dijerat pake tali tas, ya pasti akan meninggal," kata Suroto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com