Pantauan Kompas.com, Kamis (18/9/2014) pagi, dari balik pintu kaca depan klinik tidak terlihat adanya akitivitas karyawan di dalamnya. Suasana klinik juga sepi di banding hari kemarin. Tak tampak pula penjagaan dari petugas sekuriti klinik tersebut.
Pagar pintu masuk parkir yang terletak di samping klinik itu juga ditutup. Yang "berubah", hanya ada tambahan kertas yang di tempel di depan kaca pintu masuk bertuliskan "TUTUP!".
Satu dua pasien masih terlihat mendatangi klinik ini. Namun, mereka tampak kecewa lantaran klinik tersebut tutup.
"Saya mau ambil hasil cek darah. Tapi ini kok tutup ya," ujar seorang pria paruh baya.
Izin usaha Klinik Metropole telah dicabut oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada akhir Agustus 2014. Pihak klinik membuka tempat rawat inap, padahal, izinnya hanya praktik pratama. Yakni, hanya diperbolehkan praktik hanya dokter umum dan dokter gigi umum saja. Selain itu, Klinik Metropole juga telah melakukan kegiatan operasi dan mempekerjakan tenaga asing tanpa izin.
Merebaknya isu dugaan malpraktik ini muncul dalam forum Kaskus dengan judul "hati-hati terhadap METROPOLE HOSPITAL/KLINIK JAKARTA". Dugaan malpraktik itu diposting pemilik akun "singlebreath". Postingan itu bertanggal 20 Juli 2014. Ia menceritakan pengalamannya berobat di klinik tersebut. Ia merasa ganjil dengan biaya dan prosedur pengobatan. Apalagi, ia mengaku setelah mengecek di rumah sakit lain, penyakit yang didiagnosa Klinik Metropole ternyata tidak benar. Setelah di cek di internet, "singlebreath" mengaku mendapati komentar negatif tentang klinik itu. Dalam tulisannya, ia menyarankan agar tidak ada lagi yang "terjebak" di rumah sakit itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.