Berdasarkan surat cutinya, mantan Lurah Warakas yang pernah menolak mekanisme lelang jabatan ala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu mengajukan permohonan cuti untuk urusan keluarga.
Adanya isu miring mengenai keputusan cuti sang lurah ditepis oleh Ketua RT 05 RW 10, Roto. Secara pribadi, dirinya menilai kinerja sang lurah baik. Sejak menjabat menjadi lurah di wilayah tersebut, Mulyadi dikenal dekat dengan masyarakat dan mau untuk turun langsung melakukan silaturahim.
"Saya kurang tahu ya. Soalnya masing-masing orang beda persepsi. Soal kinerja Pak Lurah bagus. Tapi ada yang bilang ada masalah pengerukan got di 18 RW. Jadi yang baru terlaksana itu di beberapa RW saja," kata Roto kepada Kompas.com, di rumahnya, Jumat (19/9/2014).
Menurut Roto, pengerjaan pengerukan saluran air di 18 RW tersebut, yang baru terlaksana misalnya di RW 10, 17, dan RW 01. Beberapa pengerjaan lainnya belum terselesaikan.
Wakil Lurah Tugu Utara yang kini menjadi Pelaksana Harian (Plh) Lurah Tugu Utara, Abdul Malik, mengaku tidak dapat memberikan komentarnya terkait isu yang berkembang di masyarakat mengenai kinerja Mulyadi.
"Mengenai katanya dari infomasi masyarakat juga tidak jelas. Yang tahu persis pak lurahnya sendiri," ujar Abdul.
Berdasarkan surat dengan Nomor 6357/-086.4, Mulyadi mengajukan cuti sampai dengan 29 Oktober 2014. Permohonan cuti ini ditandatangani oleh pejabat yang memberikan cuti, yakni Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono. Pejabat lain yang menandatangani yaitu Camat Koja Rahmat Efendi dan Kepala Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Utara, Mulyono Suyad.
Sementara Wali Kota Jakarta Utara belum dapat dihubungi Kompas.com terkait hal ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.