Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: Ahok Jangan Mimpi Jadi Gubernur!

Kompas.com - 24/09/2014, 19:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana mengatakan, lembaganya memegang peranan penting terhadap kelanjutan karier politik Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama di DKI Jakarta. Menurut dia, DPRD DKI bisa saja sewaktu-waktu memberhentikan Ahok dari jabatannya.

"DPRD bisa pecat (Ahok). Kalau tidak merakyat, bagaimana? Katanya bilang bekerja untuk rakyat, tetapi enggak merakyat. Jadi gini, untuk jadi gubernur saja, dia jangan mimpi. Kalau dia mau jadi gubernur, itu kan lewat usulan DPRD. Bagaimana mungkin dia sudah jelek-jelekin DPRD, tetapi butuh DPRD. Jadi kan dia banyak gengsi," ujar Lulung di Gedung DPRD DKI, Rabu (24/9/2014).

Menurut Lulung, beberapa hak yang dimiliki DPRD untuk menghentikan karier seorang kepala daerah adalah hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Hak-hak itu, kata dia, dapat dilakukan apabila kebijakan yang dilakukan oleh kepala daerah dianggap tak berpihak pada rakyat.

Lulung menilai, saat ini, banyak kebijakan Pemprov DKI yang tak berpihak pada rakyat. Oleh karena itu, wajar apabila DPRD DKI akan mengajukan salah satu dari hak tersebut.

"Kinerja Ahok cuma naikin pajak, cuma bikin susah rakyat. Sekarang begini, APBD hari ini Rp 72 triliun, berapa yang sudah terserap? Sekarang sudah bulan berapa nih? Berapa lagi nih silpa-nya? Belum lagi kasus Taman BMW, bus terbakar, banyak kan," ujar politisi PPP itu.

Meski demikian, Lulung mengatakan, Ahok bisa saja tak jadi diberhentikan oleh DPRD DKI, asalkan Ahok menjelaskan alasan Pemprov DKI menerapkan kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat.

"Saya sudah bilang agar Ahok cepat-cepat klarifikasi, tetapi emang dasar dia bandel. Disuruh minta maaf aja susah, malah kita ditantangin terus," keluh pria asal Tanah Abang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com