Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 5 Tahun, Pelebaran Jalan Joglo Raya Masih Saja Terkendala Pembebasan Lahan

Kompas.com - 01/10/2014, 21:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun kelima sejak 2009, proyek pelebaran Jalan Joglo Raya, Jakarta Barat, tak juga ada kejelasan kapan akan kembali dikerjakan. Pasalnya, masih ada 21 bidang lahan yang belum juga dibebaskan hingga saat ini.

Pantauan Warta Kota di lokasi, Rabu (1/10/2014), proyek pelebaran jalan tersebut terbengkalai. Tak ada aktivitas pengerjaan, justru lahan-lahan yang sudah dibebaskan dipakai para pemilik usaha untuk menaruh dagangannya.

Kemacetan juga kerap terjadi di jalan yang terhubung dengan Jalan Pos Pengumben, Jakarta Barat. Kesan kesemrawutan di jalan tersebut tampak karena sebagian jalan sudah selesai dilebarkan yang bersambung dengan beberapa meter ruas jalan yang menyempit lagi.

Septian Hadi (23), salah satu pengguna jalan, mengaku kerap terkena macet di jalan tersebut. Menurut dia, kemacetan di jalan itu bukan hanya terjadi pada jam pergi dan pulang kerja tetapi terkadang juga pada pukul 12.00 siang.

"Wah sekarang ini macetnya sudah parah, saya berangkat kuliah siang saja macetnya sudah parah. Ditambah kalau akhir pekan macetnya tambah parah, Sabtu dan Minggu macetnya pasti pas jam 10.00 sampe sore," ujarnya.

Menurut pengguna sepeda motor Yamaha Scorpio itu, kemacetan semakin parah begitu tol JORR W2 menuju tol JORR W1 dibuka. "Jadi banyak truk yang lewat sini. Terus macetnya tambah panjang. Waktu belum aktif tolnya, macet dari pintu keluar kompleks Copylass," tutur dia.

"Sekarang kalau pagi macetnya dari pintu keluar Tol Joglo. Banyak truk lagi sekarang," imbuh Septian. Karenanya, dia berharap proyek pelebaran Jalan Joglo Raya lekas dikerjakan kembali.

Sementara itu, Sofyan (35), petugas parkir di restoran cepat saji di lampu lalu lintas Taman Alfa Indah, sependapat bahwa kemacetan Jalan Joglo semakin parah. "Saking macetnya warga masang tuh papan tulisan motor dan penunjuk arah ke sebelah kiri. Soalnya kasihan macetnya panjang banget sekarang," ucap pria itu, Rabu.

Ada kewajiban pengembang

Wakil Ketua Panitia Pembebasan Tanah (P2T), Asril Marzuki, mengatakan, sejauh ini tinggal 21 lahan yang masih terkendala proses pembebasannya. "Proyek jalan itu sejak awalkan membebaskan 151 lahan milik warga dan beberapa perusahaan. Sekarang tinggal 21 lahan yang kebanyakan milik perusahaan," ungkap dia, Rabu.

Asril menambahkan, berkas ke-21 lahan yang belum dibebaskan itu belum memnuhi syarat dan banyak kejanggalan. "Harga per meternya sudah setuju sesuai NJOP (dihargai) Rp 3-4 juta. Tapi masih banyak yang kelengkapan suratnya belum terpenuhi. Misalnya, ada ahli waris yang belum tanda tangan, luas tanahnya berbeda saat diukur ulang," tuturnya.

Dari 21 lahan itu, kata Asril, ada pula lahan milik pengembang yang tak juga memenuhi kewajiban menyerahkan lahan untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum. "Saat ini kami sedang menagih kepada pengembang. Kami pastikan untuk saat ini tidak ada pembebasan lahan di Joglo," katanya.

Terpisah, Kasie Perencanaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Zubaidi mengatakan tidak akan melakukan pengerjaan apabila masih ada lahan yang belum dibebaskan. "Sebelumnya kami selalu dipaksa untuk mengerjakan pelebaran jalan di lahan yang sudah dibebaskan. Tapi sekarang akan kami kerjakan kalau pembebasannya sudah selesai," tegas dia.

Zubaidi beralasan, mengangkut alat berat bukan persoalan mudah. "Kalau setengah-setengah, sayang biayanya. Mending kalau nanti sudah bebas semua (lahannya), baru dikerjakan," ujar dia.

Terkait anggaran untuk pelebaran jalan tersebut, Zubaidi mengatakan sudah disediakan dan diajukan ke unit layanan pengadaan barang dan jasa (ULP) DKI Jakarta. Namun, karena lahan belum juga dibebaskan, pengajuan anggaran itu dibatalkan.

"Intinya anggaran sudah disiapkan, tetapi kami enggan kalau mengerjakannya pakai cara mendahulukan pengerjaan di tanah yang sudah bebas," imbuh Zubaidi.

(Wahyu Tri Laksono/Adi Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com