Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Depok Ditutup, Calo Penumpang Kelabakan

Kompas.com - 08/10/2014, 13:32 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Dani, calo penumpang bus Deborah AC jurusan Depok-Kali Deres, tampak terkejut saat ia tiba di pintu keluar Terminal Depok, Rabu (8/10/2014).

Ia sudah mengetahui rencana penertiban pedagang terminal, tetapi ia tak menyangka akan adanya penutupan. "Ini busnya ke mana? Gimana saya mau nyalo. Mana duit lagi enggak ada. Udahlah paling pulang abis ini," kata Dani sambil menerawang ke depan.

Dani mengaku telah menghubungi kawan seprofesinya di bus Deborah itu, tetapi belum ada kabar. Menurut Dani, selain menjadi calo, ia juga turut menjadi kernet di bus Deborah itu.

Dalam sehari, ayah dua anak itu bisa tiga kali bolak-balik Depok-Kalideres. Ada empat sampai lima bus jurusan tersebut yang sehari-hari beroperasi.

"Sehari bisa nyampe Rp 2 juta, tapi kan setorannya banyak. Bersihnya paling cuma ratusan ribu," kata Dani menuturkan pendapatan yang diperolehnya dari dua profesinya itu.

Menurut Dani, pendapatannya sebagai calo dan kernet bus itu jauh lebih kecil dari pendapatan calo penumpang angkot.

"Mereka dapat Rp 2.000 tiap angkot. Bisa dikalikan ada berapa angkot yang melintas terminal ini. Anggaplah ada 100 angkot per trayek dan ada lima trayek. Itu minimal lho. Tinggal dikalikan aja," kata Dani sambil menunjuk ke arah para calo penumpang itu biasa berada.

Para calo penumpang angkot itu biasa mangkal di pintu keluar terminal. Setiap angkot yang melewati pintu itu pasti mengetem untuk memenuhi kuota penumpang. Bila ada petugas Dishub atau polisi, barulah pengeteman tidak ada.

Pantauan Kompas.com, hari ini tak terlihat adanya para calo penumpang di pintu keluar itu. Angkot pun mencari penumpangnya masing-masing di sepanjang jalan depan terminal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com