Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Daripada Bikin Kafe di Stasiun, Lebih Baik Perbaikan Layanan KRL"

Kompas.com - 11/10/2014, 11:50 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Stasiun Manggarai adalah salah satu stasiun transit yang dikunjungi banyak orang setiap hari. Beberapa fasilitas penunjang juga sudah ditambah seperti toko-toko makanan. Tak tanggung-tanggung, ada enam toko penjual makanan yang tersedia di Stasiun Manggarai.

Ada restoran cepat saji, tiga minimarket, toko roti, bahkan sebuah kafe terkenal. Toko-toko retail makanan dan minuman tersebut berjajar di dekat pintu masuk Stasiun Manggarai. Lokasinya juga sejajar dengan kantor kepala stasiun dan kantor pengawas peron.

Kehadiran toko-toko ini mengundang banyak komentar dari pengguna jasa commuter line yang tiap hari menggunakan kereta. Banyak komentar-komentar miring mengenai hadirnya enam toko tersebut.

Salah satunya adalah Diva (23), warga Depok yang hari ini sedang menunggu kereta Bogor di Stasiun Manggarai. Diva mengaku heran, dengan hadirnya enam toko makanan di Stasiun Manggarai. Menurutnya, itu sudah terlalu banyak.

"Kalau saya perhatiin tiap hari, orang itu banyaknya ke Sevel (7 Eleven). Saya biasanya juga ke sana untuk beli air atau susu dan roti," ujar Diva di Stasiun Manggarai, Sabtu (11/10/2014).

Diva juga memaklumi dengan adanya restoran cepat saji di sana. Menurutnya, banyak orang yang membeli makanan disana. Apalagi, KFC di Stasiun Manggarai menggunakan sistem pemesanan yang cepat bagi penumpang yang ingin membawanya ke rumah.

Namun, dia heran dengan kehadiran kafe yang menyediakan tempat duduk untuk pelanggannya. Diva menganggap, tidak ada penumpang kereta yang memiliki cukup waktu untuk 'nongkrong' sambil minum kopi di kafe stasiun.

"Orang itu di stasiun mau nunggu kereta bukan mau nongkrong. Kalau saya, ngopi-ngopi gitu lebih enak di mal bukan di stasiun," ujar Diva.

Jika untuk sambil menunggu kereta, menurut Diva, keterlambatan kereta di stasiun masih dalam batas normal. Diva sendiri lebih nyaman menunggu kereta di pinggir peron daripada di kafe-kafe.

Karena, biasanya dia tidak perlu menunggu hingga berjam-jam. Selain itu, kata Diva, yang diinginkan orang yang menunggu kereta di stasiun adalah segera sampai ke tujuan.

"Orang di stasiun itu kan maunya cuma cepat sampai aja kan ke rumah atau ke kantor. Ga ada niat-niat nongkrong dulu," ujar Diva.

"Tapi tiap orang kan beda beda ya," tambah Diva.

Penumpang lain, Novi, juga mengatakan pendapatnya soal ini. Menurut Novi, Stasiun Manggarai tidak perlu lagi menambah tempat makanan di stasiun. Jumlah yang tersedia saat ini sudah lebih dari cukup.

Novi meminta, banyaknya fasilitas itu juga diseimbangkan dengan pelayanan commuter line setiap hari.

"Sekarang perbaikian kinerja KRL-nya aja. Jangan suka terlambat, perbanyak keretanya," ujar Novi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com