Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar menilai, tersendatnya program peremajaan bajaj disebabkan oleh monopoli dari dua perusahaan produsen bajaj yang memakai bahan bakar gas (BBG). Kedua perusahaan itu adalah PT Bajaj Indonesia dan PT TVS Motor Indonesia.
"Karena tidak ada pesaingnya, kedua distributor menjual bajaj biru dengan harga yang mahal sehingga pemililk bajaj oranye banyak yang tidak mampu untuk meremajakan angkutannya," kata Akbar di Balaikota Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Oleh karena itu, Akbar berharap, ada produsen atau distributor baru yang menjual bajaj dengan BBG. Apabila jumlah produsen semakin banyak, dia mengatakan, maka harga jualnya di pasaran bisa menjadi lebih murah dari harga sekarang yang berada di kisaran Rp 60 juta per unit. "Dengan demikian, peremajaan (bajaj) bisa berjalan lancar," ujar Kepala BLU Transjakarta itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.