Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Masih Marak di Area Taman Monas

Kompas.com - 27/10/2014, 18:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Monumen Nasional di Jakarta Pusat masih belum bisa bersih dari pedagang kaki lima. Serbuan pedagang bahkan tampak sangat mencolok pada akhir pekan.

Pada Sabtu (25/10) dan Minggu (26/10), misalnya, area taman di dalam pagar kawasan Monumen Nasional (Monas) dipenuhi PKL yang menjual aneka jenis barang dagangan.

Ada pedagang yang membawa makanan dan minuman dalam kemasan dalam keranjang dan berkeliling. Hal serupa dilakukan pedagang tikar, kacamata, dan aneka jenis barang lainnya.

Pedagang lain menggelar barang dagangan mereka dengan beralaskan plastik lebar. Barang dagangan yang dijual pedagang jenis ini antara lain pakaian, topi, suvenir, dan mainan anak.

Ada pula pedagang yang memboyong gerobak lengkap dengan meja-kursi serta tenda. Untuk memasang tenda, mereka mematok paku besar di batu alam.

Tidak hanya itu. Ada pula pedagang yang menggelar komedi putar, persewaan sepeda motor kecil untuk anak, serta area bermain anak berukuran jumbo.

Kartika, seorang pengunjung Monas, mengatakan, kondisi Monas saat ini mirip pasar rakyat. ”Mau cari apa saja bisa di Monas ini. Tapi, ya, konsekuensinya taman ini jadi sangat ramai. Belum lagi sampah yang bertebaran di mana-mana,” kata warga Pancoran ini.

Meskipun demikian, Monas masih menjadi tempat tujuan wisata bagi sebagian orang. ”Paling murah, ya, ke Monas. Apalagi untuk anak-anak. Kalau soal pedagang, ya, harus pintar-pintar cari pedagang yang benar. Kalau tidak, bisa kena getok harganya,” kata Zulkifli, warga Cikini.

Zulkifli memilih jajan di tenda kuliner yang disediakan pada acara Jakarta Marathon di Monas. Selain harganya pasti, kenyamanan menikmati makanan serta kebersihan dianggap lebih terjamin.

Kepala Unit Pengelola Kawasan Monas Rini Hariyani mengatakan, tantangan pembenahan Monas masih sangat besar, terutama soal pengaturan PKL.

”Menata PKL ini tidak mudah karena mereka sudah lama berjualan. Beberapa kali kami tertibkan, mereka terus melawan,” katanya.

Rini mengatakan, pihaknya akan berkonsultasi dengan Garnisun untuk menjajaki kemungkinan penjagaan pintu masuk Monas oleh tentara. Langkah ini diharapkan bisa membantu penertiban PKL agar tidak lagi masuk ke area Monas.

Sementara perbaikan menyeluruh pagar Monas belum bisa dilakukan tahun ini karena terkendala anggaran. Pagar yang ada saat ini memiliki banyak celah. Ada pagar yang bisa diangkat sehingga orang bisa menerobos masuk. Ada pula perusakan pintu pagar. Rini menargetkan, tahun depan pagar akan diperbaiki seluruhnya setelah anggaran cair.

Adapun tempat relokasi PKL di area IRTI, yang dibuat pihak ketiga, belum bisa digunakan karena masih tahap penyelesaian. Selain itu, UP Kawasan Monas juga tengah menyiapkan peraturan agar pengelolaan lokasi relokasi itu bisa dilakukan pihak profesional. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com