Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Terdakwa SMA 3 Tawarkan Coca Cola ke Korban Terungkap di Sidang

Kompas.com - 28/10/2014, 19:40 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dwiki Hendra Saputra, terdakwa kasus kekerasan di kegiatan pencinta alam Sabhawana SMAN 3, tak menyangka aksinya menawarkan Coca Cola kepada Arfiand Caesar Al-Irhamy terungkap dalam persidangan.

Arief Setyadi, ayah Arfiand, mengungkapkan cerita itu pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2014).

Pada awalnya, Arief hendak mengungkap itu saat Dwiki akan minta maaf padanya. Namun, hakim ketua Imam Gultom mencegahnya.

Setelah Dwiki menyampaikan maksudnya untuk meminta maaf dan kembali lagi ke kursi terdakwa, hakim Imam mempersilakan Arief maju ke area persidangan untuk mengungkap cerita itu.

"Pada saat survival, Dwiki menawarkan Coca Cola seharga Rp 25.000,00, Aca (sapaan Arfiand Caesar) saat itu menyanggupi, dan saya tidak ingin ini menjadi utang bagi anak saya," kata Arief bermaksud hendak membayar sejumlah uang tersebut kepada Dwiki di hadapan majelis hakim.

Dwiki yang duduk di sebelah Arief pun langsung angkat suara. "Itu kejadiannya sebelum di rel pada hari keempat, tetapi itu belum sempat jadi saya kasih (minuman) punya saya. Saya ikhlas," kata Dwiki.

Mendengar pernyataan dari kedua belah pihak itu, hakim Gultom pun sempat termenung sejenak karena permasalahan ini sulit dibuktikan kebenarannya secara hukum pidana.

"Sudahlah hanya Tuhan yang tahu. Ya sudah dalam hati saling memaafkan saja. Niat Bapak (Arief) sudah kesampaian ke Dwiki dan dia (Dwiki) sudah minta maaf. Itu saja," kata hakim Imam akhirnya.

Saat ditemui Kompas.com seusai persidangan, Dwiki mengaku ia tidak bermaksud serius menjual Coca Cola seharga 25.000,00 kepada Aca. Dia mengaku justru sebenarnya ingin membelikan minuman itu untuk Aca.

"Dia kan mulai capek. Saya motivasi, kalau bisa sampai kamp selanjutnya, lo mau minum apa gue beliin. Dia bilang mau Coca Cola," kata Dwiki dari balik pagar ruang tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pada saat kejadian itu, berdasarkan kesaksian Dwiki dalam persidangan, Aca memang sudah mulai terlihat lemas. Dalam perjalanan menyusuri rel tersebut, Aca sempat jatuh nyungsep ke jalan yang berbatu-batu.

Untuk diketahui, Aca meninggal setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam Sabhawana di Tangkuban Perahu, Juni lalu. Berdasarkan visum, ditemukan sejumlah luka lebam di sekujur tubuh Aca.

Polisi telah menetapkan sembilan tersangka dengan tiga alumni di antaranya. Enam orang telah menyelesaikan masa persidangannya dengan vonis masing-masing. Sementara itu, dua orang masih menunggu berkasnya di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. [Baca: 4 Terdakwa Divonis Bebas, Siswi SMA 3 Menangis]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com