Ia mengimbau siswa-siswi itu untuk tidak mudah menerima informasi dan gosip yang beredar ke publik. Menurut dia, lebih baik, siswa-siswi ditumbuhkan minat baca sejak kecil. [Baca: Nasib Masjid Amir Hamzah TIM Kini...]
"Jangan dengar gosip dari BlackBerry, bahkan orang dewasa pun enggak baca, hanya dengar-dengar gosip saja. Misalnya, katanya Ahok (Basuki) mau merobohkan masjid di TIM. Pada dengar enggak ada gubernur non-Muslim mau merobohkan masjid yang sudah dibangun sejak zaman Ali Sadikin?" kata Basuki, di Cikini.
Dia memastikan masjid yang berada di dalam Kompleks TIM, Cikini, itu tidak akan dirobohkan. DKI hanya akan merenovasi serta memperbesar tempat ibadah umat Muslim tersebut. [Baca: Melihat Masjid Amir Hamzah TIM Setelah Dibongkar]
Menurut Basuki, gosip dan informasi yang tidak jelas itu biasanya dimunculkan oleh segelintir oknum politik demi mencapai tujuannya. Pria yang akrab disapa Ahok itu kemudian menjelaskan kepada siswa-siswi SD itu untuk terus membudayakan membaca.
Dengan modal membaca itu, kata dia, seseorang dapat menjadi pejabat yang berkompeten. Sama seperti yang Basuki lakukan. Setiap pagi hari sebelum berangkat bekerja, Basuki selalu menyempatkan diri untuk membaca seperti yang diamanatkan oleh sang ayah, Indra Tjahaja Purnama. [Baca: Pemprov DKI: Masjid Amir Hamzah di TIM Bukan Situs Bersejarah]
"Bapak saya bilang begini, jam dinding tidak berdetak artinya jamnya mati, kalau orang enggak mau belajar dan baca, ya berarti mati. Bapak saya kasih saya nama Ahok. 'Hok' itu artinya belajar. Jadi, bapak saya kasih saya nama Bang Hok itu artinya puluhan ribu kali belajar," ujar Basuki lagi.
Budaya membaca itu juga sebagai persiapan Indonesia bersaing dalam Komunitas Asia Tenggara 2015 dan bonus demografi pada medio tahun 2025-2028. Apabila tidak dipersiapkan dengan baik, demografi itu menjadi kutukan dan Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara lain.
"Kalau enggak suka baca, ngomong doang, ya kayak anggota DPR itu suka berantem teriak-teriak. Itu karena mereka enggak suka baca," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.