Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Curiga yang Minta KHL Rp 3,7 Juta Bukan "Buruh Asli"

Kompas.com - 04/11/2014, 13:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama curiga pihak yang terus melakukan aksi unjuk rasa dan menuntut kebutuhan hidup layak (KHL) hingga Rp 3,7 juta bukan sebagai "buruh asli".

Pria yang akrab disapa Ahok itu pun kembali menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut.

"Kalau kamu egois, (perusahaan) bangkrut dong. Coba kamu survei sama buruh yang sungguh-sungguh mau kerja. Mereka pilih berhenti karena pabriknya pasti tutup dengan tuntutan sebesar itu," kata Ahok, di Balaikota, Selasa (4/11/2014).

"Kadang-kadang itu hanya (ulah) aktivis saja yang teriak-teriak seperti itu, buruh aslinya enggak," lanjut Ahok.

Yang penting bagi pemerintah adalah ‎bagaimana mencari jalan tengah antara keinginan buruh dan kemampuan perusahaan. Basuki mengaku, pemerintah tidak bisa membela kepentingan salah satu pihak saja.

Survei KHL yang telah dilaksanakan dewan pengupahan dari unsur Pemprov DKI, buruh, dan pengusaha, sudah mengakomodasi semua jaminan kesehatan dan pendidikan. Ahok menambahkan, pemerintah pun telah menyediakan Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), serta rumah susun bagi warga kurang mampu.

"Lihat saja yang suka demo, mereka punya HP (ponsel) dan motor bagus kan? Nah mereka enak, tapi kalau pabriknya ditutup gimana? Atau misalnya sampai terjadi pemaksaan (tutup karena tidak mampu bayar gaji), buruhnya tidak mau berhenti, tapi dipaksa (PHK)," kata Basuki.

Sementara itu, penetapan upah minimum provinsi (UMP) 2015 dipastikan molor. Sebab, hingga 1 November 2014, besaran KHL belum juga diputuskan. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Priyono memastikan penetapan KHL pada pekan ini. Adapun survei KHL yang ditetapkan untuk bulan Oktober ialah sebesar Rp 2.448.000. Besaran KHL itu akan menentukan besaran UMP DKI 2015 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com