Setelah berteriak-teriak, mereka kerap menyalakan lagu dangdut dan berjoget di depan halaman Balaikota. Ternyata, hiburan dangdut itu pun dinikmati oleh Basuki. Jendela ruang kerja Basuki langsung dapat terlihat ke luar Balaikota. Sehingga, seluruh seruan dan tuntutan langsung terdengar olehnya.
"Gue senang banget tahu enggak, demo itu sudah kayak radio saja. Habis mereka ngoceh-ngoceh biasanya putar lagu dangdut, jadi saya nikmati, demen aku. Ha-ha-ha," kata Basuki tertawa, di Balaikota, Selasa (4/11/2014). [Baca: Bersikeras UMP Naik Jadi Rp 3 Juta, Buruh Kritik Ahok]
Sehingga ia merasa tidak pernah terganggu dengan aksi unjuk rasa yang setiap hari dilakukan oleh buruh. Selain menghibur dengan lagu dangdut, buruh tak jarang mendoakan Basuki dengan harapan yang baik-baik.
"Yang menarik itu kalau buruh sudah marah-marah, dia mencoba merayu saya lagi dan berdoa biar hati Ahok tergugah dan mau membantu mereka. Ha-ha-ha," kata Basuki lagi.
Basuki pun sudah hafal dengan tuntutan serta sindiran buruh. Bahkan, lanjut Basuki, ia sering dituding sebagai "pendekar lidah" di Jakarta. Menurut buruh, Basuki hanya jago dalam berbicara, tidak mampu merealisasikan seluruh program unggulan DKI.
"Mereka (buruh) bilang Ahok itu cuma pendekar lidah, bukan pendengar sesungguhnya. Ya sudah kasih gue waktu dong, bisa berubah dari pendekar mulut jadi pendekar sungguhan," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.