Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puskesmas Belum Dapat Arahan soal KIS

Kompas.com - 06/11/2014, 15:13 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Barat belum mendapatkan arahan tentang pelaksanaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Suku Dinas dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sampai saat ini. Mereka hanya diberi pesan untuk tetap melayani pasien yang memiliki kartu apa saja, termasuk di luar KIS.

"Belum ada sosialisasi (pelaksanaan KIS), tapi dapat surat pemberitahuan semua pasien tetap harus dilayani, sama yang punya kartu JKN, KJS, Jamkesmas, dan BPJS," ujar penanggung jawab Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas Kecamatan Kalideres Budiyono kepada Kompas.com, Kamis (6/11/2014).

Budiyono menambahkan bahwa ada beberapa warga yang menanyakan perbedaan dan kesamaan antara BPJS dan KIS. Namun untuk tata cara agar bisa dilayani kurang lebih dikatakan sama dengan sistem yang digunakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Hal serupa dituturkan Humas Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Marzunanta. Meski belum melayani peserta KIS, dia yakin bahwa pelaksanaannya dengan BPJS tidak akan jauh berbeda.

"Di loket pendaftaran, tunjukkan kartu seperti biasa. KIS tidak akan berbeda jauh dengan (kartu-kartu) pendahulunya," kata Marzunanta.

Saat warga akan berobat, petugas akan meminta nomor kartu peserta BPJS untuk dimasukkan secara online untuk melihat rekam medis dan kapan saja dia berobat. Namun untuk sementara ini belum ada sistem online untuk KIS sehingga data warga dicatat di buku secara manual.

KIS merupakan salah satu program unggulan Presiden RI Joko Widodo yang pernah dijanjikannya semasa kampanye dulu. Selain KIS, ada juga diluncurkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada tanggal 3 Novenber 2014 di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat.

Meski demikian, KIS baru bisa digunakan Jumat (7/11/2014) besok. Pemerintah memperkirakan akan membagikan secara bertahap kartu "sakti" tersebut kepada 15,5 juta keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Megapolitan
Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Megapolitan
Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Megapolitan
APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com