Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibunda Setelah Hafitd Dituntut Seumur Hidup

Kompas.com - 11/11/2014, 19:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, Ahmad Imam Al Hafitd, ditemani ibu dalam menghadapi sidang pembelaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2014). Ibunda Hafitd, Sulastri, mengaku ingin memberikan dukungan kepada anak laki-lakinya itu.

Sulastri datang ke PN Jakarta Pusat dengan mengenakan baju terusan berwarna biru. Dia juga mengenakan kerudung dengan warna biru yang lebih muda. Dengan mata berkaca-kaca, Sulastri menceritakan perasaannya ketika tahu anaknya dituntut seumur hidup.

"Shock juga. Kaget ya karena Hafitd tidak ada karakter pembunuh. Tuntutan seperti itu luar biasa bagi saya," ujar Sulastri sambil berlinang air mata. [Baca: Pengacara Hafitd: Tak Ada Niat Sekecil Debu Pun untuk Membunuh]

Sulastri kemudian bercerita, satu hari setelah sidang tuntutan, Sulastri langsung menjenguk Hafitd di penjara. Ketika itu, Hafitd langsung memeluk erat ibunya. Hafitd menangis sejadi-jadinya.

"Umi, kenapa hidup Hafitd seperti ini? Hafitd tidak ada niat membunuh, Mi. Kenapa disebut berencana, Mi? Hafitd itu sudah jujur," ujar Sulastri, yang menirukan ucapan Hafitd sewaktu ia menjenguknya.

Air mata Sulastri tak henti-hentinya mengalir ketika menceritakan hal itu. Sulastri berkata, anaknya telah bertobat.

Hafitd telah berkata dengan jujur selama persidangan, dan telah menyesali perbuatannya. Saat ini, Sulastri mengaku hanya bisa tetap kuat dan tegar. Kata Sulastri, Hafitd akan kuat jika melihat ibunya kuat. "Kalau Umi kuat, Hafitd juga kuat," ujar Sulastri meniru kata-kata Hafitd.

Seperti diberitakan, terdakwa pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, Assyifa Ramadhani dan Ahmad Imam Al Hafitd, dituntut hukuman seumur hidup. Hal ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum Toton Rasyid di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014).

Hafitd dan Assyifa terbukti telah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana bersama-sama. Itu sesuai dengan isi dakwaan primer yang dibacakan jaksa.

Saat kejadian, Toton menyebut Hafitd dan Assyifa memiliki cukup waktu untuk menyadari perbuatannya dan tidak melanjutkan pembunuhan tersebut. Namun, mereka malah melanjutkan perbuatan mereka hingga Ade Sara meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com