Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunggulan Bus Tingkat Ketimbang Bus Gandeng

Kompas.com - 14/11/2014, 02:36 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih menilai rencana penerapan bus tingkat di jalur pelarangan sepeda motor sudah tepat. Hal itu disampaikannya menanggapi kritikan Instutute Transportation for Development Policy (ITDP) yang menilai bus gandeng memiliki keunggulan ketimbang bus tingkat.

Kosasih memaparkan sejumlah keunggulan bus tingkat dibanding bus gandeng. Keunggulan pertama mengenai kemudahan untuk berbelok. Pemilihan ini juga disertai pertimbangan bahwa bus nantinya akan berjalan di lajur kiri, berbaur dengan kendaraan lainnya.

"Cara nyopir bus gandeng itu beda lho, agak susah. Soalnya pas kepalanya udah belok, buntutnya belum. Bus gandeng itu, kalau belok, buntutnya bisa kena kendaraan lain kalau treknya enggak lurus-lurus amat. Itu yang kita hindari," kata Kosasih kepada Kompas.com, Kamis (13/11/2014).

Sementara mengenai kemampuan bermanuver, Kosasih menilai, bus yang akan beroperasi di jalur pelarangan sepeda motor tak mementingkan unsur kecepatan karena bus-bus tersebut nantinya akan berjalan di lajur kiri.

Tak hanya itu, Kosasih juga menyatakan bahwa jumlah bus gratis yang dioperasikan di jalur pelarangan sepeda motor banyak sehingga memperpendek jarak kedatangan di halte (headway).

"Nanti jumlah busnya ini banyak. Kalau bus gandeng, nanti memakan badan jalan lebih banyak. Jadi kalau jumlahnya banyak mending bus tingkat. Kapasitasnya banyak, tapi memakan badan jalannya lebih dikit," papar Kosasih.

Terakhir, kata Kosasih, pemilihan jenis bus tingkat semata-mata bertujuan agar layanan transportasi bus di Jakarta memiliki ciri khas.

"Kenapa bus tingkat? Supaya dari segi bentuk, kesannya tidak menyaingi angkutan umum yang lain," tukas dia.

Sebagai informasi, mulai Desember mendatang, sepeda motor dilarang melintas di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Medan Merdeka Barat. Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan menyiapkan 100 bus tingkat gratis bagi masyarakat yang hendak melintas di jalur rute tersebut. Bus tingkat gratis nantinya akan dikelola oleh PT Transjakarta.

Bus tingkat ini memiliki daya angkut yang lebih banyak ketimbang bus tingkat wisata yang saat ini sudah beroperasi. Kapasitasnya mencapai 140 orang. 100 unit bus tingkat yang akan dioperasikan memiliki daya tampung lebih besar agar dapat menampung warga dengan mobilitas tinggi.

Interior bus akan dilengkapi gantungan untuk penumpang berdiri. Sebagai informasi, gantungan bus tidak terdapat pada bus tingkat wisata yang saat ini beroperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com