Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Paripurna Istimewa Umumkan Status Ahok Digelar Hari Ini

Kompas.com - 14/11/2014, 07:59 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat paripurna istimewa untuk mengumumkan status Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) digelar pada Jumat (14/11/2014). Dalam rapat tersebut, status Ahok diperjelas melalui surat Kementerian Dalam Negeri kepada DPRD DKI Jakarta.

"Tetap Jumat (14/11/2014) kita rapat paripurna istimewa yang akan kita mulai pukul 10.30 WIB," kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Prasetyo menyatakan, surat Kemendagri yang diterima tanggal 28 Oktober 2014 itu harus diumumkan sesuai dengan jadwal DPRD DKI Jakarta. Meskipun dalam rapat pimpinan keputusan pengumuman rapat paripurna istimewa pada Kamis siang tidak disetujui oleh tiga wakilnya, Prasetyo menegaskan tetap menggelar pengumuman status Ahok pada Jumat siang.

Menurut Prasetyo, undang-undang telah mengatur pelantikan Ahok menjadi gubernur. Tentunya, kata dia, pengumuman atas status Ahok harus segera dilaksanakan.

"Jumat itu hanya umumkan status Ahok, saya bilang bukan pelantikan. Saya hanya umumkan surat dari Kemendagri, itu saja," tutur Prasetyo.

Kabar ketidakhadiran wakilnya dan Koalisi Merah Putih (KMP) DKI dalam rapat paripurna istimewa pun tak digubris Prasetyo. Politisi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) itu berkeras mengumumkan surat Kemendagri tanpa dihadiri semua anggota Dewan.

"Berapa pun yang hadir saya tetap gelar rapat paripurna istimewa. Mereka tidak datang ya sudah yang penting sudah dikatakan dalam rapim," ujar dia.

Ketegasan Prasetyo tergambar jelas dari raut wajah dan sikapnya dalam menutup rapim pada Kamis siang. Prasetyo menyatakan secara de facto sudah melibatkan para wakilnya untuk menandatangani surat keputusan. Namun, setiap kali dicari ke ruang kerja, para wakilnya tak ada di tempat. Prasetyo menilai keputusan itu verbal karena telah melibatkan semua fraksi.

Dengan keyakinan akan mengumumkan status Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta, Prasetyo memberi contoh situasi serupa dalam pemerintahan daerah di Indonesia.

"Wali Kota Solo saat itu Jokowi, wakilnya pun sudah dipilih Rudi. Jokowi masuk ke Pilkada DKI, Jokowi terpilih lalu yang menggantikan Rudi. Sama saja kan? Apa bedanya sekarang?" ujar Prasetyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com