Sebagian program unggulan DKI, lanjut dia, sudah dapat terealisasi dengan baik, seperti pengerukan sampah di kali, pembetonan jalan raya, dan lainnya.
"Survei saja sama orang Jakarta, sekarang mereka lebih merasa lebih baik atau tidak sekarang. Kalau mau jujur, sekarang Jakarta lebih baik, kenapa serapan anggaran sedikit dipusingin sih," ucap Basuki.
Basuki berdalih, lebih baik Pemprov DKI melakukan penghematan besar-besaran daripada pemborosan besar-besaran.
"Berarti program yang dulu enggak jelas, ke mana uang banyak dibuang dan ke mana hotmix-nya? Sekarang rumah puluhan tahun yang enggak diaspal sudah di-hotmix. Seharusnya kita bingung, serapan anggaran rendah, tetapi kami bisa hotmix, duitnya dari Aladdin? Pokoknya program yang jelas, kami prioritaskan dan (program) tidak jelas, kami kunci," kata Basuki.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono, mengatakan bahwa serapan APBD DKI Jakarta tahun anggaran 2014 merupakan yang terendah sepanjang sejarah.
SKPD DKI yang paling rendah menyerap anggaran adalah Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Dalam APBD DKI 2014, Dishub hanya mampu menyerap anggaran 4,7 persen.
Anggaran yang terserap oleh Dishub DKI itu disebabkan adanya kasus penyalahgunaan anggaran pengadaan transjakarta dan bus sedang pada tahun anggaran 2013. Basuki memutuskan untuk mencoret pengadaan transjakarta dan bus sedang senilai Rp 3,2 triliun pada APBD 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.