Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Desak Ahok Revisi UMP 2015

Kompas.com - 24/11/2014, 16:15 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Buruh kembali mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama merevisi Peraturan Gubernur tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) 2015. UMP yang ditetapkan Rp 2,7 juta oleh Ahok pada Senin (17/11/2014) itu dianggap tidak memperhitungkan inflasi.

Dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (24/11/2014), Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat menyebutkan bahwa Ahok sengaja menghilangkan salah satu rekomendasi dari unsur serikat pekerja dalam penetapan UMP 2015, yakni memperhitungkan inflasi.

"Revisi harus dilakukan selain untuk mengatasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak, juga karena Gubernur DKI Jakarta tidak mempertimbangkan rekomendasi Dewan Pengupahan Unsur Serikat Pekerja," kata Mirah.

Mirah menuturkan, ketika penetapan UMP 2013, Ahok yang masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta membuat kesepakatan tertulis tentang komponen-komponen yang akan digunakan dalam memperhitungkan UMP. Inflasi sendiri, kata dia, masuk dalam salah satu yang disepakati saat itu. Namun, lanjut dia, Ahok telah mengingkari kesepakatan yang telah dibuat itu untuk menetapkan UMP 2015.

Mirah mengaku kecewa atas rendahnya komitmen Ahok serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja di Jakarta.

"Aspek Indonesia juga mendukung gerakan pembubaran kegiatan sosialisasi UMP 2015 di Hotel Oasis Amir Jakarta pada hari ini yang dilakukan oleh Forum Buruh Jakarta," ujar dia.

Mirah menyatakan, pembubaran forum buruh dalam kegiatan sosialisasi UMP Disnakertrans DKI merupakan hal yang wajar. Pembubaran itu, sebut dia, sebagai sikap penolakan serikat pekerja terhadap peraturan tersebut.

Mirah pun mendesak Ahok segera merevisi pergub tersebut dengan menaikkan UMP DKI Jakarta menjadi Rp 3 juta. "Perjuangan pekerja di DKI Jakarta dan di seluruh Indonesia akan terus berlanjut demi kesejahteraan rakyat Indonesia," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com