Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Dinas Pajak Kita Memble, 2 Tahun Tak Bisa Selesaikan Sistem "Online"

Kompas.com - 08/12/2014, 15:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku kecewa terhadap kinerja Dinas Pelayanan Pajak DKI yang tidak mampu membangun sistem pajak online dalam jangka waktu dua tahun. Akibatnya, target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI tidak tercapai.

Dengan demikian, ia meminta tujuh bank di Jakarta untuk menggarap sistem pajak online di Ibu Kota. Ketujuh bank tersebut adalah Bank DKI, BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank OCBC-NISP, dan BCA.

"Saya minta tujuh bank ini keroyokan bangun sistem pajak online di Jakarta. Dinas pajak kita ini memble, dua tahun tidak bisa menyelesaikan sistem pajak online," kata Basuki  di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/12/2014). [Baca: "Gaji Terendah PNS Pajak Rp 25 Juta, tetapi Kelakuan Minor"]

Tidak hanya pajak, lanjut Basuki, sistem pembayaran parkir, tiket transjakarta, dan penataan PKL juga akan menggunakan sistem online. Dengan demikian, Pemprov DKI dapat mengetahui serta mengontrol persebaran, rute, destinasi, kredit, dan bantuan bagi warga.

Misalnya, penerapan meteran parkir di Jalan Agus Salim atau Jalan Sabang, kata Basuki, mampu meningkatkan pendapatan asli daerah berkali-kali lipat. Padahal, selama menggunakan sistem manual, setoran parkir di jalan tersebut hanya Rp 500.000 per hari.

"Sekarang meteran parkir itu sebenarnya parkir online, bisa sampai Rp 24 juta. Ke kas daerah, masuk 30 persen. Hanya duduk-duduk di depan CCTV sudah dapat Rp 7 juta, itu sebenarnya yang kami kejar," ujar Basuki.

Penerimaan pajak daerah DKI Jakarta 2014 yang ditargetkan Rp 32,5 triliun diprediksi hanya bisa tercapai 84 persen, yaitu Rp 27,3 triliun. Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta Iwan Setiawandi menjelaskan bahwa ada empat sektor utama penerimaan pajak yang meleset dari target.

Penurunan itu terjadi karena ada empat jenis pajak daerah yang tidak mencapai target, yaitu pajak dari reklame, pajak dari bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) dan pajak dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com