Sekitar 339 PKL Monas yang telah terdaftar oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI akan berdagang di sana. "Pokoknya bulan ini harus sudah diisi saja," kata Basuki, di Balaikota, Jumat (12/12/2014).
Ratusan PKL yang berdagang di Lenggang Jakarta itu sebelumnya sudah diseleksi. Basuki menjelaskan, terkadang di Monas, sebuah keluarga memiliki sebanyak tiga PKL.
Dengan adanya program Lenggang Jakarta ini, Basuki lebih mengontrol keberadaan pedagang di sana. Sanak keluarga tidak boleh berdagang lebih dari satu jenis dagangan. Karena, PKL "beranak pinak" jumlahnya mencapai sekitar 800-900 pedagang.
Seluruh pedagang yang terdaftar juga bakal memiliki kartu identitas yang dilengkapi dengan ATM Bank DKI. Akan ada sanksi berat bagi pedagang yang memalsukan kartu identitas tersebut.
"Ya enggak boleh dong, masak anak istri dapat jatah dagang di sana. Ini kan sebagai inkubator, menolong PKL agar naik kelas begitu," kata Basuki.
Lenggang Jakarta ini merupakan program corporate social responsibility (CSR) Rekso Group dan Sosro. Mereka bakal memberi pembinaan selama lima tahun bagi para pedagang untuk menjajakan dagangan yang sehat.
Mereka juga akan dilatih untuk hidup higienis dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan mencuci sayuran serta buah menggunakan sabun.
"Biasanya kan orang mengasih CSR barang, kami enggak mau terima barang lagi. Kami mau anda wajib melatih orang selama lima tahun baru gue mau terima barang lo," kata Basuki. Diprediksi tanggal 15 Desember, pembangunan kios di Lenggang Jakarta sudah rampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.