Menurut Amir, modal utama para kurir untuk menjalankan bisnis ini salah satunya adalah sepeda motor. Apabila ke depannya semua jalan protokol tidak boleh dilewati sepeda motor, maka pengiriman barang akan sangat kesulitan. [Baca: Jakarta Bersiap Batasi Penggunaan Sepeda Motor]
"Nantinya pembatasan ini akan diberlakukan di Jalan S Parman, Cawang, Mega Kuningan. Selesai sudah bisnis kita, hanya bisa melipir ke pinggiran," ujar Amir, Selasa (16/12/2014).
Adapun dari data Asperindo, jumlah pekerja kurir di Jakarta mencapai 15.000 orang. Dari mereka semua, rata-rata mengantarkan paket kecil dan dokumen. Maka dari itu, kata Amir, sepeda motor adalah pilihan kendaraan terbaik.
"Enggak mungkin diganti dengan jalan kaki. Bayangkan kurir kita bawa paket naik bus. Sepeda motor itu senjata utama," kata dia.
Terkait kendaraan pengganti berupa sepeda, Amir juga menyebutkan kekurangannya dibandingkan dengan sepeda motor. Menurut dia, menggunakan sepeda sama saja dengan memperlambat kinerja kurir. [Baca: Pembatasan Sepeda Motor Berlaku, Sepeda Riskan Melintas di Thamrin]
Mengenai keberatan-keberatan ini, pihak Asperindo sebelumnya telah melayangkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta. Namun, menurut mereka, belum ada balasan dari surat yang dikirim per tanggal 28 November 2014 lalu.
Ketua umum Asperindo M Kadrial ingin bisa memiliki kesempatan bertemu langsung dengan Basuki atau Ahok untuk membicarakan masalah ini. Kadrial juga ingin mendorong supaya minimal ada pengecualian untuk sepeda motor kurir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.