Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Banjir, Obat dan Tenaga Medis Siaga di 84 Lokasi

Kompas.com - 17/12/2014, 17:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menghadapi puncak musim hujan pada Desember 2014 dan Januari 2015, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiagakan logistik obat dan tenaga medis untuk 84 lokasi rawan banjir.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati, Selasa (16/12/2014), mengatakan, posko kesehatan baru dibuka jika di lokasi itu ada banjir. ”Mudah-mudahan sih tidak 84 lokasi banjir pada musim ini, ya,” ujarnya.

Tenaga kesehatan terdiri dari dokter, perawat, serta sopir ambulans. Posko akan digelar 24 jam jika jumlah pengungsi di lokasi itu banyak. Tenaga jaga posko akan diberlakukan 3 sif.

Dari pengalaman tahun lalu, penyakit yang banyak muncul saat banjir adalah batuk, pilek, penyakit gatal kulit, dan diare.

Dien menambahkan, pengungsi perlu diajak menjaga kebersihan lingkungan pengungsian. Hal ini penting untuk mengurangi penyakit menular di antara mereka. ”Karpet yang menjadi alas tidur, misalnya, harus dicuci jika sudah digunakan tiga hari. Kalau enggak, muncul asma dan diare,” katanya.

Kebersihan toilet umum di lokasi pengungsian juga penting. Dien mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan untuk membuat kegiatan dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Kegiatannya antara lain penyiraman disinfektan di toilet umum.

Waspada setelah banjir

Selain mengantisipasi penyakit saat banjir muncul, Dinas Kesehatan siap antisipasi jika terjadi lonjakan penyakit setelah banjir. Penyakit yang biasanya muncul setelah banjir berlalu adalah demam berdarah dengue, chikungunya, dan penyakit kencing tikus (leptospirosis).

Kepala Puskesmas Pademangan Siti Rachmi menyampaikan, puluhan tenaga medis telah disiapkan di lokasi-lokasi rawan banjir, khususnya di Kecamatan Pademangan. ”Sudah diatur, siapa bertugas di mana dan apa yang harus dilakukan saat banjir terjadi,” kata Siti.

Persediaan obat-obatan juga telah diatur dalam kardus dengan jumlah sesuai lokasi pengungsian. Dengan begitu, saat terjadi banjir, petugas tinggal membawa kardus obat ke setiap lokasi.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Kurnianto Amien mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sepuluh kelurahan untuk penanganan kesehatan korban banjir. ”Kami juga sudah menyiapkan kendaraan siaga. Sewaktu-waktu diperlukan kendaraan akan meluncur ke lokasi banjir,” ujarnya.

Amien mengatakan, penanganan banjir yang disiapkan mulai sebelum hingga setelah banjir. Penanganan setelah banjir dimulai dari sosialisasi pembersihan bak mandi serta pengasapan (fogging) untuk menghindari demam berdarah.

Di Jakarta Selatan, lokasi banjir antara lain berada di RW 001, 002, 004, dan 012 Kelurahan Cilandak Barat. Banjir bisa mencapai 1,5 meter di lokasi rawan itu. ”Tim kesehatan dan obat-obatan sudah siap. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Begitu ada kekurangan obat atau tenaga medis, kecamatan akan membantu,” kata Mundari.

Di Jakarta, puncak musim hujan biasanya terjadi dua kali, yakni pada Desember dan akhir Januari atau Februari. (DNA/JAL/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com