Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koridor IV dan VI Tak Kunjung Terapkan E-Ticketing

Kompas.com - 29/12/2014, 11:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Hingga akhir 2014, penerapan sistem tiket elektronik pada layanan transjakarta Koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) dan Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas) tak kunjung bisa dilakukan. Padahal, penerapan sistem tersebut telah berhasil dilakukan di sepuluh koridor lainnya.

Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan, sistem tiket elektronik tak kunjung diterapkan di Koridor IV dan VI karena sengketa hukum yang belum selesai antara Bank DKI dan salah satu perusahaan penyediaan mesin elektronik, PT Megah Prima Mandiri (MPM), terkait pemasangan mesin tersebut beberapa tahun lalu.

"Koridor IV dan VI sebenarnya sudah ada fasilitas fiber optic untuk tiket elektronik, cuma kan ada sengketa. Kalau enggak ada sengketa, sebenarnya sudah bisa jalan," kata Kosasih kepada Kompas.com, Senin (29/12/2014).

Menurut Kosasih, sepanjang masalah hukum antara Bank DKI dan PT Megah Prima Mandiri masih berlangsung, maka Koridor IV dan Koridor VI tak akan pernah bisa menerapkan tiket elektronik.

"Selama proses hukum di antara keduanya belum selesai, maka Koridor IV dan VI tetap akan melayani penumpang dengan sistem penjualan tiket kertas," ucap dia.

Masalah hukum antara Bank DKI dan PT MPM merupakan penyebab kenapa sampai saat ini tak ada satu pun halte di Koridor IV dan VI yang menerapkan tiket elektronik. Padahal, Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas) merupakan koridor yang sebenarnya harus menerapkan tiket elektronik karena tergolong koridor padat penumpang. Koridor itu melewati kawasan Warung Buncit, Mampang Prapatan, dan Jalan Rasuna Said.

Sengketa hukum Bank DKI dan PT MPM

Saat ini, Bank DKI sedang digugat oleh PT MPM di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. PT MPM menilai Bank DKI telah melakukan pelanggaran kontrak dengan PT MPM yang merupakan pihak yang telah memenangkan tender mesin tiket elektronik yang diadakan oleh Bank DKI beberapa tahun lalu.

Kejadian bermula pada Juli 2011, saat Bank DKI dipercaya oleh UP Transjakarta untuk menjalankan sistem elektronik. Dalam perjanjiannya, Bank DKI berhak menggandeng mitra strategis. Setelah melalui proses tender, PT MPM terpilih sebagai pemenang.

Pada tahap awal, PT MPM diminta membangun sarana pendukung tiket elektronik di Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas). Saat itu, PT MPM diminta menggunakan dana sendiri sebelum ada kucuran dana dari Bank DKI. Namun, saat penerapan tiket elektronik diluncurkan di Monas pada 22 Januari 2013, perusahaan yang diberi wewenang dalam pengelolaan tiket elektronik malah PT Gamatechno. Padahal, Bank DKI belum juga mencairkan dana untuk PT MPM sehubungan dengan fasilitas yang mereka bangun di Koridor IV dan VI.

"Kami sangat khawatir dana investasi di Koridor IV dan VI terbengkalai. Padahal, sampai saat ini, Bank DKI masih mempergunakan fasilitas yang telah kami bangun di Koridor IV dan VI. Kami merasa tidak ada niat baik dari Bank DKI untuk menyelesaikan masalah ini," kata Direktur Utama PT MPM Tedja Sukmana di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com