Tak sampai di Monas, ternyata bajaj yang ditumpangi Basuki hanya berkeliling di seputar lingkungan Balai Kota saja. Saat di depan Balai Kota, Basuki sempat turun dan menegur beberapa pedagang kopi yang berdagang di trotoar.
"Mas kalau jualan kopi di sini enggak apa-apa. Tetapi, sampahnya jangan dibuang ke rumput ya, harus tertib, ini kopinya bikinnya enggak dicampur bahan kimia juga kan?" tanya Basuki kepada dua orang pedagang kopi bersepeda itu.
"Enggak, Pak. Pakai gula asli," jawab salah seorang pedagang. Kemudian, Basuki pun meminta pedagang untuk tidak menutup akses trotoar. Setelah berbincang, para pedagang mengeluarkan handphone mereka dan meminta foto bersama orang nomor satu di Ibu Kota itu.
Dengan ramah, Basuki melayani permintaan para pedagang. Setelah selesai berfoto-foto, Basuki kembali melanjutkan perjalanannya ke dalam lingkungan Balai Kota dengan menaiki bajaj listrik.
"Ini kalau mau menyalakan bajaj, pakai starter yang ini, Pak," kata Richard kepada Basuki. "Bagus ini. Tetapi, lebih bagus lagi kalau ada (perusahaan) yang nawarin bus listrik," ujar Basuki.
Sekadar informasi, sebelumnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat tawaran pengadaan bajaj listrik dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energi, PT Arrtu Mega Energie. Saat ini, jumlah bajaj yang telah mereka produksi mencapai sekitar 500 unit. Kelima ratus bajaj tersebut akan langsung beroperasi seusai mendapat izin DKI.
Hampir semua komponen dari bajaj tersebut dibuat di Indonesia. Komponen yang diimpor hanyalah mesin, yang didatangkan dari Tiongkok. Bajaj listrik ini diklaim mampu mengangkut penumpang maksimal hingga enam orang. Apabila ditambah dengan sopir, kapasitas keseluruhan dari bajaj tersebut adalah tujuh orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.