"Kalau bisa, (proyek MRT) itu dikerjain 24 jam, dengan menggunakan empat shift sehingga tanpa harus tunggu-menunggu," ujar Djarot di Balai Kota, Rabu (7/1/2015).
Jumlah empat shift yang disebut Djarot dibagi ke dalam jam kerja sebanyak enam jam untuk satu kali shift. Hal ini dikatakan dia sudah menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda-tunda lagi karena MRT harus selesai sebelum Asian Games digelar pada 2018, mengingat Jakarta menjadi tuan rumah.
"Memperpanjang jam kerja, mau enggak mau harus segera dilaksanakan," ucap dia.
Mantan Wali Kota Blitar ini menjelaskan, pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk, pengerjaan proyek MRT harus dikebut. Jam yang tidak sibuk itu berhubungan dengan kepadatan aktivitas masyarakat dan arus lalu lintas. Dengan begitu, Djarot mengharapkan pada malam hari, MRT bisa dikerjakan secara maksimal.
Menurut Djarot, sukses tidaknya proyek MRT di Jakarta akan menjadi pertaruhan Indonesia di mata dunia, bukan sekadar pertaruhan bagi Jakarta semata. Pasalnya, saat Asean Games nanti, semua tamu dari negara-negara Asia Tenggara, bahkan negara lain, akan datang dan menilai bagaimana transportasi di Indonesia, khususnya MRT.
"Ketika nanti Jakarta akan menerima tamu dari seluruh negara ASEAN dan menjadi salah satu sorotan dunia, terutama dalam penyelenggaraan Asian Games," tutur Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.