Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Aku yang Celaka, "Sampeyan" yang Enak

Kompas.com - 14/01/2015, 08:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan alasan Pemerintah Provinsi DKI mengambil alih pengelolaan Taman Ismail Marzuki (TIM) dari para seniman. Menurut Djarot, selama ini Pemprov DKI tak bisa mengucurkan dana yang besar untuk TIM karena skema pemberian dana hanya bisa diberikan dalam bentuk hibah, yang jumlahnya mencapai sekitar Rp 5 miliar per tahun.

"Kita tidak bisa terus-menerus memberikan hibah. Hibah bisa dilakukan, tapi ada tenggat waktunya, dan hanya diberikan sekali-sekali. Itu juga harus dipertanggungjawabkan dengan baik," kata dia saat berdialog dengan para seniman, di TIM, Selasa (13/1/2015).

Djarot menjelaskan, pengucuran alokasi anggaran khusus hanya bisa dilakukan kepada lembaga pemerintah. Hal itulah yang membuat Pemprov DKI membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sebab, kata Djarot, alokasi anggaran yang diambil dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) harus bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.

"Ini kan dari APBD, dan itu harus dipertanggungjawabkan. Kami tidak mau gara-gara kami konsen pada hal ini, Djarot Saiful Hidayat masuk penjara. Aku yang celaka, sampeyan yang enak," ujar mantan Wali Kota Blitar itu.

Djarot mengatakan, saat ini Pemprov DKI berencana ingin membenahi TIM sebagai persiapan sebelum menyelenggarakan Asian Games 2018. TIM rencananya akan dijadikan tempat untuk menampilkan berbagai kesenian dan budaya dari seluruh daerah di Indonesia. Karena itu, Djarot menyatakan sudah saatnya Pemprov DKI dan para seniman saling bersinergi satu sama lain.

"Inilah salah satu yang nanti akan kita tampilkan, kita jual, kita pertontonkan kepada orang-orang dari luar yang datang ke sini. Jadi, mari kita semua bergandengan tangan demi membawa nama baik Jakarta dan Indonesia," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com