"Woi, jangan dagang di sini. Bikin macet!" ujar Hidayatullah. "Pindah, ayo pindah. Jangan di sini ya. Di tempat lain saja. Kamu nanti ditertibkan aparat nanti malah marah, ngamuk, ngomongnya pemerintah enggak punya hati," kata Hidayatullah.
Kebetulan saja Hidayatullah melewati tempat ini. Pedagang kaki lima yang dimarahi Hidayatullah pun terlihat kebingungan. Seakan tidak bisa berkata apa-apa. Kemudian, dengan cekatan, memindahkan buah-buah dagangannya ke tempat lain.
Tak sampai di situ, Hidayatullah juga melihat ke arah pedagang lain yang masih berada di jalan itu. Dia kembali meminta para pedagang itu untuk pindah satu per satu. [Baca: Tanah Abang Macet Terus, Masyarakat Salahkan Pemprov DKI Jakarta]
"Apa mau saya tertibkan saja nih?" tantang Hidayatullah kepada pedagang di sana. "Saya pindah, Pak. Saya pindah," ujar salah satu pedagang. Satu per satu, pedagang yang berada di jalan itu pindah sesuai perintah Hidayatullah.
Sementara Hidayatullah kembali melanjutkan perjalanannya dengan dibonceng di sepeda motor oleh salah satu staf. Salah seorang pedagang yang diusir, Burhan, mengaku memilih untuk mematuhi perintah Camat Tanah Abang itu untuk sementara.
Dia juga tidak mengira seorang camat menegurnya siang itu. Kini, Burhan sedang mencari tempat baru untuk melanjutkan berjualan. Akan tetapi, dia mengaku tidak jera berjualan di jalan itu. "Sekarang pergi saja dulu, daripada dia bawa Satpol PP kan," ujar Burhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.