Aiptu Batang Onang Lubis merupakan anggota polisi yang menjadi korban tabrakan di Jalan Arteri Pondok Indah, tadi malam. Idawati tidak henti-henti meratap sambil mengelus peti mati suaminya.
"Aku enggak tahu dia ngerasain apa. Dia (Aiptu Batang Onang) kesakitan, aku enggak bisa bantuin," ujar Idawati dengan berlinang air mata.
"Dia udah enggak ngerasain sakit. Udah enggak ngerasain sakit," ujar saudara Ida sambil menggenggam kedua tangan Ida.
"Tuhan enggak marah kan yah sama dia?"
Ida kembali berbicara sambil memandangi peti jenazah suaminya.
"Enggak marah. Tuhan enggak marah. Kalau marah, disiksa dulu di dunia. Ini kan enggak. Sudah tenang," ujar seorang wanita yang duduk di sampingnya.
Semua sanak saudara Ida menyuruh dia untuk makan. Sudah semalaman Ida belum juga mengisi perutnya. Akan tetapi, Ida menolak.
"Makanlah, ayo makanlah. Kalau kamu sakit, siapa yang bimbing anak-anak," ujarnya.
Aiptu Batang Onang meninggalkan empat anak, Anggra (19), Aldi (13), Gibran (9), dan Anggi (8).
Sedikit demi sedikit, Ida pun mau makan walau harus disuapi. Tiap kali kerabat datang dan mengucapkan belasungkawa kepadanya, tangisan langsung meluap kembali dari mata Ida.
"Maafkan suami saya kalau ada kesalahan ya," ujar Ida.
"Tempatkan ia di tempat yang baik ya Allah. Ampuni dosanya ya Allah," doa Ida.
Jenazah Aiptu Batang Onang Lubis sudah dibawa pulang menuju rumah duka di Pancoran Mas, Depok, sejak subuh. Rencananya, jenazah akan dibawa ke Desa Tolang Jae, Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Aiptu Batang menjadi korban tewas dalam kecelakaan tabrakan beruntun di Pondok Indah. Korban yang merupakan anggota Sabhara Polsek Metro Kebayoran Baru itu dalam perjalanan pulang setelah dinas. Naas, ia menjadi korban kecelakaan beruntun di Arteri Pondok Indah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.