Nandar ingin mengetahui penyebab pohon tumbang sehingga pencegahan bisa dilakukan secara dini. "Saya mau ketemu Profesor Dodi dari IPB, mudah-mudahan ada kerja sama. Kalau memungkinkan sih, saya juga mau ada 'kartu sehat pohon'. He-he-he," kata Nandar di Balai Kota, Kamis (22/1/2015).
"Kartu sehat pohon" yang dimaksud Nandar merupakan guyon yang menyamakan pohon dengan manusia, yakni masyarakat pemakai Kartu Jakarta Sehat (KJS). Menurut Nandar, "kartu sehat pohon" lebih pada perumpamaan untuk alat yang memiliki teknologi mendeteksi pohon-pohon rawan tumbang.
"Sekarang kita juga sudah melakukan kerja sama dengan LIPI. Mudah-mudahan nanti bisa men-detect pohon tumbang," ucap Nandar. [Baca: Polisi Dalami Kasus Pohon Tumbang di Kebun Raya Bogor]
Selain LIPI, Nandar juga menuturkan bahwa perguruan tinggi bisa ikut terlibat sebagai ahli atau kalangan profesional yang melakukan penelitian untuk mendeteksi potensi pohon tumbang sehingga langkah yang harus dilakukan kemudian pun bisa diketahui.
Seharusnya, kata dia, ada pembatasan sehingga pohon tidak terlampau tua. Meski demikian, jenis pohon juga harus dilihat karena, untuk beberapa macam pohon, akarnya menjadi tidak kuat seiring pertambahan usia.
"Zaman dulu, pohon yang banyak ditanam adalah yang mudah tumbuh, seperti angsana dan akasia. Namun, akarnya tidak kuat sehingga mudah tumbang. Sekarang sudah tidak ditanam lagi," ucap dia.
Pohon-pohon yang sudah telanjur ditanam dan sudah tua, kata Nandar, akan tetap dipelihara sampai batas usia dari pohon tersebut. Penebangan pohon secara rutin juga akan terus dilakukan, terlebih lagi pada musim hujan seperti sekarang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.