Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Terancam Banjir Besar, Ahok Pilih Banyak Berdoa

Kompas.com - 27/01/2015, 09:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa jebolnya tanggul Kali Sunter pada Jumat (23/1/2015) lalu membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama waswas terhadap kinerja kontraktor Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum. Padahal, kata Basuki, Pemprov DKI baru akan memperkuat dinding turap tanggul itu pada tahun ini.

Sementara itu, para kontraktor menjebol dinding tunggal dengan dalih untuk memasukkan alat berat dan mengeruk lumpur di dalam sungai. Bahkan, menurut Basuki, tindakan kontraktor yang mengaku mendapat izin Kementerian PU itu dilakukan saat musim hujan.

Basuki mengatakan, hal yang sama juga pernah dilakukan saat tanggul Latuharhari Kanal Banjir Barat (KBB) jebol pada 17 Januari 2013 lalu. Dengan kondisi ancaman banjir besar di Ibu Kota, Basuki mengatakan hanya bisa berdoa agar tanggul-tanggul yang ada di Jakarta tidak jebol ataupun sengaja dijebol. Terlebih lagi, Jakarta diprediksi akan dihadang hujan dengan curah hujan tinggi pada 3-5 Februari 2015.

"Yah kami berdoa sajalah supaya enggak ada tanggul yang jebol tahun ini. Habis mau gimana lagi, sebagian besar tanggul mau dikuatkan tahun ini," kata Basuki, yang biasa disapa Ahok, di Balai Kota, Senin (26/1/2015). 

Selain itu, dia melanjutkan, kendala utama dalam pengendalian banjir di Jakarta adalah masih banyaknya permukiman warga yang berdiri di bantaran kali ataupun saluran air. Jumlah bangunan liar itu tidak sebanding dengan jumlah rumah susun yang tersedia. Oleh karena itu, ia menargetkan pembangunan 50.000 unit rusun pada tahun ini.

Basuki mencontohkan, kawasan Gunung Sahari terimbas luapan akibat rumah pompa di Marina belum terpasang. Seharusnya, luapan air bisa dialirkan ke pintu air Pasar Ikan. Namun, permasalahannya, di kawasan Jembatan Merah melalui jalan belakang Jalan Husada yang menembus hingga pintu air Pasar Ikan sepanjang 2,8 kilometer terdapat sekitar 980 bangunan rumah permanen. Bangunan-bangunan tersebut berada di tengah-tengah sungai yang lebarnya kini tinggal 2-3 meter.

"Hampir semua rumah di sana sudah dibeton permanen, bagus-bagus. Mereka sudah tinggal di sana 30-40 tahun. Saya menduga dulu mungkin ada oknum-oknum pejabat yang sengaja menjual lahan-lahan ini dan jangan-jangan mereka yang sewa-sewain," kata Basuki.

Koordinasi dengan pemerintah pusat

Untuk mengatasi persoalan yang ada, menurut Ahok, hubungan Pemprov DKI dengan pemerintah pusat sudah terjalin baik. Basuki mengatakan, permintaannya kepada Menteri PU Basuki Hadimuljono dan Kepala BBWSCC T Iskandar untuk menutup tanggul yang dijebol di Sunter langsung dikerjakan oleh kontraktor. Begitu pula dengan hibah dari Pemprov DKI kepada daerah penyangga, hal itu telah disetujui oleh Kementerian PU.

Untuk daerah penyangga, Pemprov DKI tahun ini memberi hibah dengan besaran Rp 80 miliar-Rp 100 miliar yang akan dialokasikan untuk pengerukan sungai dan pembuatan jalan inspeksi.

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan, untuk mengendalikan banjir di Jakarta, saat ini pihaknya memiliki tiga fokus penanganan. Tiga fokus itu adalah pengendalian aliran timur dengan prediksi biaya sebesar Rp 41 triliun, aliran tengah Rp 34 triliun, dan aliran barat sebesar Rp 41 triliun.

Pengendalian aliran tersebut, kata Agus, berupa normalisasi kali, pembangunan dinding turap, dan pemasangan pompa. Namun, manfaat dari penanganan ketiga aliran tersebut baru dapat dirasakan pada tahun 2035.

Pada tahun 2015, lanjut Agus, penanganan banjir di Jakarta mendapat anggaran dana sebesar Rp 2,7 triliun. Untuk mengantisipasi banjir pada awal Februari ini, Agus menyatakan sudah siap mengatasinya. Selain terus memperbaiki pompa-pompa, pihaknya juga telah menyediakan karung pasir untuk turap darurat dan sejumlah alat berat.

"Jadi, penanganan (banjir) dalam waktu dekat ini sifatnya darurat," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com