Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Pasar Kedoya Hampir Menangis Saat Dimarahi Wagub DKI

Kompas.com - 27/01/2015, 16:37 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesan tidak menyenangkan langsung didapatkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat tiba di Pasar Modern Kedoya, Jakarta Barat, siang tadi, Selasa (27/1/2015).

Sesaat turun dari mobilnya, dia terdiam dan langsung menutup hidungnya. Ternyata, Djarot telah mencium aroma sampah dari bak terbuka yang berada tidak jauh dari pintu masuk pasar tersebut.

Dia pun beserta rombongan langsung masuk ke dalam pasar untuk bertemu dengan kepala pasar. Sesampainya di dalam, Djarot disambut terlebih dahulu oleh Lurah Kedoya Utara Abdul Latif.

Kepada Abdul, Djarot langsung mengeluhkan bau tidak sedap dari sampah yang sudah menumpuk di sana. Beberapa pedagang yang mendengar keluhan Djarot soal sampah juga turut bersuara.

"Saya belum turun ke lapangan, Pak. Baru dua minggu saya di sini. Belum mengecek ke sini," kata Abdul kepada Djarot sambil terbata-bata.

Tidak lama kemudian, datanglah Kepala Pasar Modern Kedoya Dede Tabrizi menghampiri Djarot.  Djarot langsung meminta penjelasan kenapa seisi pasar tersebut bisa bau sampah.

"Anu Pak, itu (sampah) belum diangkat seminggu," kata Dede singkat. Mendengar hal tersebut, mantan Wali Kota Blitar itu heran.

Dia pun memerintahkan agar sampah itu harus segera diangkat tanpa menunggu petugas lain bergerak. Bahkan, saat Dede mengeluhkan tidak adanya mobil pengangkut sampah, Djarot menyatakan tidak ingin mendengar itu sebagai alasan.

"Saya tidak mau tahu, pokoknya itu sampah harus segera diangkat. Bau sekali. Cari mobil, angkut sampahnya sendiri," kata Djarot sambil menunjuk ke arah Dede berulang kali. Dede hanya mengangguk dan terdiam.

Djarot yang kembali menegaskan soal mengangkut sampah sempat ditanggapi lagi oleh Dede bahwa sampah tersebut bukan dari pedagang pasar saja, melainkan dari warga sekitar. Namun, Djarot kembali menegaskan kalau dia tidak mau tahu.

Setelah itu, mata Dede terlihat berkaca-kaca. Dia pun tidak lagi menanggapi keluhan Djarot, tetapi lebih banyak mendengarkan dan berdiam diri sambil terus mengikuti Djarot.

Djarot sempat bertanya kepada Dede apa jaminannya bahwa sampah itu bisa cepat dibereskan. Dede langsung menjawab bahwa dia sudah tahu konsekuensinya, seperti yang pernah diucapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Sebulan saya usahakan. Kalau tidak, saya siap distafkan, atau mengundurkan diri," ucap Dede.

Kunjungan Djarot ke Pasar Modern Kedoya berlangsung hampir satu jam lamanya. Dia banyak berbincang dengan pedagang-pedagang di sana. Beberapa pedagang menyampaikan keinginannya bahwa mereka tidak ingin pindah ke pasar modern karena sepi pembeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com