Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laila, Remaja yang Diserempet Bus Polisi Dikenal Pendiam dan Menyenangkan

Kompas.com - 04/02/2015, 16:41 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Air mata menetes di pipi Asmuroh saat berkisah tentang cucunya. Dengan suara parau dan logat khas betawi, Asmuroh bercerita tentang kebiasaan Laila Fitriani Ahmad (15) yang hanya bicara bila ditanya.

Gadis yang meninggal akibat kecelakaan di underpass Trunojoyo dua hari lalu itu memang dikenal pendiam.

"Kalau di sini paling ngomongnya kalau ditanya 'Laila sudah makan belum? Nanti dia jawab 'sudah'," kata Asmuroh sambil menirukan gaya bicara Laila, Rabu, (4/2/2015).

Tidak hanya di dalam keluarga, di lingkungan tempat tinggalnya pun Laila tidak banyak bicara dan jarang keluar rumah. [Baca: Ida Farida Mimpi Suaminya Meninggal, Ternyata Putrinya]

"Dia diam. Kalau ditanya ya baru jawab. Mirip ibunya dia, pendiam, tetapi kalau diajak bercanda ya ikut ketawa," ujar Umi, istri ketua RT 14, tempat tinggal Laila, Jalan Haji Salim, Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Senada dengan Umi, seorang penjual beras di dekat rumah Laila yang tidak ingin disebutkan namanya, juga mengakui bahwa Laila jarang keluar rumah. "Anaknya sih jarang keluar tetapi suka nyapa suka senyum. Ya ramah lah," ujarnya.

Rajin mengaji

Laila memang sering berkunjung ke rumah neneknya, apalagi jarak antara rumah Laila dan Asmuroh hanya dipisahkan oleh sebuah warung makan dan toko beras. Saat akan pergi mengaji, Laila selalu mampir ke rumah Asmuroh terlebih dahulu untuk menghampiri saudara-saudaranya.

"Rajin dia mengajinya. Kalau sore sekitar jam tiga suka mengaji sama saudara-saudaranya. Biasanya janjian di sini dulu sama saudaranya," ucap Asmuroh. [Baca: Remaja Putri Tewas Diserempet Bus Polisi, Sopir Tak Merasa Senggol Motor]

Selain pendiam dan rajin mengaji, kebiasaan Laila yang paling diingat Asmuroh ialah ketika makan ikan. Laila tidak pernah mau menyantap ikan dengan menggunakan tangannya sendiri sehingga harus disuapi oleh orangtuanya.

"Dia kalau makan ikan mintanya disuapin bapak ibunya. Mungkin jijik gitu ya lihatnya, dagingnya kan lembek," ucap Asmuroh saat ditemui di kediamannya.

Pribadi menyenangkan

Meskipun pendiam dan jarang keluar rumah, Laila memiliki banyak teman dan dianggap sebagai pribadi yang menyenangkan.

Hal ini terlihat dari banyaknya teman-teman sekolah Laila, mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah kejuruan (SMK), yang mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.

"Kemarin juga banyak anak-anak sekolah. Teman-temannya Laila datang, nangis semua.  Teman-teman SD, SMP, sampai SMK. Mereka sampai sore di sini," kata Asmuroh.

Asmuroh menambahkan, teman-teman Laila hadir dan mendampingi sejak jenazah Laila dibawa ke rumah hingga dimakamkan, bahkan mereka juga mengadakan tahlilan untuk Laila.

Laila yang jatuh setelah diserempet oleh salah satu bus polisi di underpass Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, meninggal dunia di RS Fatmawati, Senin (2/2/2015). Saat itu Laila diboncengi menggunakan sepeda motor Honda Supra Fit oleh ayahnya, Ahmad Guntur (53). [Baca: Guntur Mengaku Tidak Ada Bunyi Sirine dari Bus Polisi yang Menabrak Motornya]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com