Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL dan Parkir Liar di Jatinegara Menjamur, Jalan Matraman Raya Macet

Kompas.com - 07/02/2015, 15:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Matraman Raya, di Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, yang dulu ditertibkan, kini kembali menduduki lagi trotoar dan badan jalan. Akibatnya, kemacetan pun tak dapat dihindari.

Para pedagang tersebut terlihat menjamur mulai depan Pasar Kemuning/Mede samping Pusat Grosir Jatinegara (PGJ), tepatnya di jalur arah Kampung Melayu. Mereka menggelar dagangan di trotoar.

Kumpulan pedagang ini rata-rata merupakan pedagang hewan peliharaan, seperti burung, ikan hias, hewan primata dan pengerat serta lainnya. Ulah pedagang ini membuat para pembeli ikut menyesaki trotoar dan badan jalan.

Parkir liar pun tumbuh. Deretan sepeda motor sepanjang lebih dari 50 meter berjejer mulai depan pintu masuk pasar hingga mendekati halte transjakarta Pasar Jatinegara. Kondisi ini pun menyebabkan kemacetan.

Warga Jatinegara, Rizky (30), mengatakan, menjelang akhir pekan seperti ini petugas lemah melakukan pengawasan. Akhirnya, PKL pun menjamur dan membuat penuh sesak di pinggiran jalan tersebut.

"PKL ini hanya ditertibkan di hari Senin sampai Jumat saja. Akhir pekan ini enggak ditertibkan," kata Rizky, di depan pasar tersebut, kepada Kompas.com, Sabtu (7/2/2015).

Menurut Rizky, diharapkan petugas tetap melakukan pengawasan menjelang hari libur seperti ini. Karena PKL dan pengunjung lebih pada pada akhir pekan dibanding hari biasa yang kerap dijaga petugas.

"Kan yang menyebabkan kemacetan itu PKL, dan adanya PKL menumbuhkan parkir liar, itu juga mengganggu jalan. Pembeli juga kan pedagangnya di jalan akhirnya melakukan transaksinya juga akhirnya di jalan," ujar Rizky.

Senada dengan diungkapkan oleh Dewi (46), pengunjung pasar lainnya. Menurut Dewi, pedagang seharusnya diawasi agar dapat berjualan dengan tertib. "Paling enggak disediakan tempat. Kalau kayak begini enggak tertib juga sih. Malah penuh jadinya enggak enak kan. Ya, diawasi jangan sampai jualan di jalan," ujar Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com